Sabtu, 09 Desember 2017

[PSI B] MEMORI DAN BERPIKIR



MAKALAH PSIKOLOGI KOMUNIKASI
MEMORI DAN BERFIKIR
Dosen pengampu  : Nikmah Rochmawati, M.Si



NAMA KELOMPOK :
1.     Mafazah El Nailiyah Rusyda                 (1607016076)     
2.     Diyaul Aola                                            (1607016077)
3.     Lolita Mutiara M                                   (1607016053)
4.     Ahmad Amhar Ridho                                      (1607016080)

                         
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UIN WALISONGO SEMARANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Memori memiliki fungsi yang penting bagi manusia. Jika kita lakukan aktivitas berpikir maupun menalar, maka sebahagian besar kita menggunakan fakta dari memori atau ingatan kita. Kita menggunakan konsep waktu dengan menghubung-hubungkan masa sekarang dengan masa lalu serta membuat perencanaan untuk masa datang. Hal tersebut dimungkinkan dengan adanya fasilitas fungsi memori kita yang kuat dan dapat disesuaikan pada berbagai situasi. Oleh karena memori inilah manusia dapat dikatakan makhluk bersejarah. Artinya makhluk yang tidak ditentukan oleh pengaruh proses dari hal yang terjadi saat kini saja, tetapi berkembang dalam sejarah masa lalunya yang masih dimilikinya dan sewaktu-waktu dapat dihidupkannya kembali. Yang terakhir inilah yang dikatakan memori.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari kegiatan berpikir. Menurut Plato berpikir adalah berbicara dalam hati. Kalimat di atas dapat diartikan bahwa berpikir merupakan proses keji- waan yang menghubung-hubungkan atau mem- banding-bandingkan antara situasi fakta, ide atau kejadian dengan fakta, ide atau kejadian lainnya. Setelah proses berpikir itu seseorang memperoleh suatu kesimpulan hasil pemikirannya. Menurut Dewey dalam Kokom Komalasari, berpikir dimulai apabila seseorang dihadapkan pada suatu masa- lah (perplexity) dan menghadapi sesuatu yang menghendaki adanya jalan keluar. Situasi yang menghadapi adanya jalan keluar tersebut, meng- undang yang bersangkutan untuk memanfaatkan pengetahuan, pemahaman, atau keterampilan yang sudah dimilikinya terjadi suatu proses ter- tentu di otaknya sehingga ia mampu menemukan sesuatu yang tepat dan sesuai untuk digunakan mencari jalan keluar terhadap masalah yang dihadapinya. Dengan demikian yang bersang- kutan melakukan proses yang dinamakan berpikir.



B.     Rumusan Masalah
1.      Apa definisi memori itu?
2.      Apa devinisi berpikir itu?
3.      Apa saja jenis-jenis memori?
4.       Apa saja macam-macam berfikir dan bagaimana proses berfikir?
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui definisi memori
2.      Untuk mengetahui definisi berfikir
3.      Untuk mengetahui jenis-jenis memori
4.      Untuk mengetahui macam-macam berfikir dan proses berfikir



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi Memori
Memori atau daya ingat merupakan sesuatu yang sangat penting bagi manusia karena merupakan kekuatan jiwa manusia untuk menerima, menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan, pengertian-pengertian atau tanggapan- tanggapan. Memori manusia dapat diolah secara sadar (concius processing) dan secara otomatis. Pengolahan secara sadar biasanya menimbulkan tindakan – tindakan baru sedangkan pengolahan secara otomatis biasanya menghasilkan tindakan reflek atau secara tiba – tiba dengan waktu yang pendek. Menurut Schlessinger dan Groves memori adalah simtem yang sangat berstruktur yang menyebabkan organism sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggukana pengetahuannya untuk membimbing perilakunya. Secara singkat memori melewati 3 proses yaitu:
1.      Perekaman (encoding) yaitu pencatatan informasi melalui reseptor, indera dan sirkuit syaraf internal
2.      Penyimpanan (storage) yang menentukan  berapa lama informasi itu berada beserta kita dalam bentuk apa dan dimana. Penyimpanan bisa bersifat aktif atau pasif
3.      Pemanggilan (retrieval) yang dalam bahasa seahri0hari disebut menginagt kembali adalah menggunakana informasi yag disimpan[1]
B.     Definisi Berpikir
Salah satu sifat dari berfikir adalah goal directed yaitu berfikir tentang sesuatu untuk memperoleh pemecahan maslah atau untuk mendapatkan sesuatu yang baru. Berfikir juga dipandang sebagai pemrosesan informasi dari stimulus yang ada (starting position) sampai pemecahan masalah (finishing position) atau goal state. Dengan demikian bahwa dapat di simpulkan bahwa berfikir itu merupakan proses kognitif yang berlangsung antara stimulus dan respons.[2]
Secara sederhana, berpikir adalah memproses informasi secara mental atau secara kognitif. Secara lebih formal, berpikir adalah penyusunan ulang atau manipulasi kognitif baik informasi dari lingkungan maupun simbol-simbol yang disimpan dalam long term memory. Jadi, berpikir adalah sebuah representasi simbol dari beberapa peristiwa atau item (Khodijah, 2006:117). Sedangkan menurut Drever (dalam Walgito, 1997 dikutip Khodijah, 2006:117) berpikir adalah melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan seksama yang dimulai dengan adanya masalah. Solso (1998 dalam Khodijah, 2006:117) berpikir adalah sebuah proses dimana representasi mental baru dibentuk melalui transformasi informasi dengan interaksi yang komplek atribut-atribut mental seperti penilaian, abstraksi, logika, imajinasi, dan pemecahan masalah.
C.    Jenis-jenis Memori
Jenis-jenis memori, antara lain:
1.      Pengingatan (recoll) yaitu proses aktif untuk menghasilkan kembali fakta dan informasi secara verbatim (kata demi kata) tanpa petunjuk yang jelas
2.      Pengenalan ( recognition) yaitu agak suka mengingat kembali sejumlah fakta; lebih mudah mengenalnya
3.      Belajar lagi (learning) yaitu menguasai kembali pelajaran yang sudah kita peroleh termasuk pekerjaan memori
4.      Reintergrasi (reintegration) yaitu mengkonstruksi seluruh masa alu dari sartu petunjuk memori kecil
Berdasarkan jangka waktu dan tingkat penggunaannya, terdapat 2 (dua) jenis memori yaitu memori jangka pendek (Short Term Memory) dan memori jangka panjang (Long Term Memory). Memori jangka pendek digunakan untuk informasi yang temporer, biasanya dalam beberapa detik. Secara konseptual, memori jangka pendek merupakan penyimpan informasi yang aktif, sedangkan memori jangka panjang merupakan penyimpanan informasi yang relatif pasif. Memori jangka pendek merupakan gerbang dari memori jangka panjang.
Memori jangka pendek memang exis berdasarkan 2 premis yaitu :
1.      Sebagai proposisi umum seseorang mestinya dapat menahan informasi dalam interval waktu yang singkat
2.      Sesuai usulan hebb bahwa apabila aktifitas umum berlanjut sampai bebrapa periode, perubaha structural pada kontak sinaptik diantar sel2 dapat membawa memori setelahnya.
Memori jangka pendek memiliki kapasitas yang kecil sekali namun sangat besar peranannya dalam proses memori, ynag merupakan tempat dimana kita memperoses stimulus yang berasal dari lingkungan kita. Kemmapunan informasi yang kecil tersebut sesuai dengan kapasitas pemrosesan yang terbatas. Memori jangka pendek berfungsi sebagai penyimpanan transitory yang dapat menyimpan informasi yang sangat terbatas dan mentransformasikan serta menggunakan informasi tersebut dalam menghasilkan respon atau suatu stimulus. Jumlah informasi yang disimpan dalam memori jangka pendek adlah relative kecil dibandingkan dengan jumalah sangat banyak yang dapat disimpan dalam memori jangka panjang.
Sedangkan memori jangka panjang adalah kemampuan untuk mengingat masa lalu dan menggunakan informasi tersebut untuk dimanfaatkan saat ini merupakan fungsi memori jangka panjang. Sistem memori jangka panjang untuk seolah-olah hidup dalam dua dunia yaitu dunia masa lalu dan dunia saat ini. Dan oleh karnanya memungkinkan kita untuk memahami mengalirnya tanopa henti dari pengalaman langsung. Hal-hal yang paling istemewa dari memori jangka panjang adalah kapasitasnya yang tidak terbatas dan durasinya yang seolah-olah tak pernah berakhir. Menurut Bower beberapa macam informasi yang tersimpan dalam memori janka panjang meliputi :
1.      Model spasial dari alam disekeliling kita, struktur simbolis yang berkaitan dengan gambaran tentang suatu rumag, kota, Negara atau planet dan informasi tentang dimana objek-objek penting terletak pada peta kognitif tersebut
2.      Pengetahuan hukum-hukum fisika, kosmologi, sifat objek dan segala sesuatu yang terkait dengannya
3.      Keyakinan kita terhadap orang, diri sendiri, dan tentang bagaimana berperilaku dalam situasi sosial yang berfariasi
4.      Nilai-nilai dan tujuan sosial yang kita cari
5.      Keterampilan motorik dalam mengemudi, bersepeda, dan sejenisnya
6.      Keterampilan menyelesaikan masalah dalam memahami bahasa atau menginterpretasikan lukisan atau music[3]
D.    Macam-macam Berfikir dan Proses Berpikir
Macam – macam Berpikir banyak sekali macamnya. Banyak para ahli yang mengutarakan pendapat mereka. Berikut ini akan dijelaskan macam- macam berpikir, yaitu :
1. Berpikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan kebiasaan sehari-hari dari pengaruh alam sekelilingnya, misal; penalaran tentang panasnya api yang dapat membakar jika dikenakan kayu pasti kayu tersebut akan terbakar.
2. Berpikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan sarana tertentu secara teratur dan cermat, misal; dua hal yang bertentangan penuh tidak dapat sebagai sifat hal tertentu pada saat yang sama dala satu kesatuan.
3. Berpikir autistik: contoh berpikir autistik antara lain adalah mengkhayal, fantasi atau wishful thinking. Dengan berpikir autistik seseorang melarikan diri dari kenyataan, dan melihat hidup sebagai gambar-gambar fantastis.
4. Berpikir realistik: berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata, biasanya disebut dengan nalar (reasoning). Floyd L. Ruch (1967) menyebutkan ada tiga macam berpikir realistik, antara lain :
a. Berpikir Deduktif Deduktif merupakan sifat deduksi. Kata deduksi berasal dari kata Latin deducere (de berarti ‘dari’, dan kata ducere berarti ‘mengantar’, ‘memimpin’). Dengan demikian, kata deduksi yang diturunkan dari kata itu berarti ‘mengantar dari satu hal ke hal lain’. Sebagai suatu istilah dalam penalaran, deduksi merupakan proses berpikir (penalaran) yang bertolak dari proposisi yang sudah ada, menuju proposisi baru yang berbentuk kesimpulan (Keraf, 1994:57).
b. Berpikir Induktif Induktif artinya bersifat induksi. Sinduksi adalah proses berpikir yang bertolak dari satu atau sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan (inferensi). Proses penalaran ini mulai bergerak dari penelitian dan evaluasi atas fenomena- fenomena yang ada. Karena semua fenomena harus diteliti dan dievaluasi terlebih dahulu sebelum melangkah lebih jauh ke proses penalaran induktif, proses penalaran itu juga disebut sebagai corak berpikir ilmiah. Namun, induksi tidak akan banyak manfaatnya jika tidak diikuti oleh proses berpikir deduksi. Berpikir induktif ialah menarik suatu kesimpulan umum dari berbagai kejadian (data) yang ada di sekitarnya. Dasarnya adalah observasi. Proses berpikirnya adalah sintesis. Tingkatan berpikirnya adalah induktif. Jadi jelas, pemikiran semacam ini mendekatkan manusia pada ilmu pengetahuan. Tepat atau tidaknya kesimpulan (cara berpikir) yang diambil secara induktif ini terutama bergantung pada representatif atau tidaknya sampel yang diambil, yang mewakili fenomena keseluruhan. Makin besar jumlah sampel yang diambil, makin representatif dan makin besar taraf validitas dari kesimpulan itu, demikian juga sebaliknya. Taraf validitas kebenaran kesimpulan itu masih ditentukan pula oleh obyektivitas dari si pengamat dan homogenitas dari fenomena-fenomena yang diselidiki (Purwanto, 1998:47-48).
c. Berpikir Evaluatif Berpikir evaluatif ialah berpikir kritis, menilai baik-buruknya, tepat atau tidaknya suatu gagasan. Dalam berpikir evaluatif, kita tidak menambah atau mengurangi gagasan. Kita menilainya menurut kriteria tertentu (Rakhmat, 1994). Perlu diingat bahwa jalannya berpikir pada dasarnya ditentukan oleh berbagai macam faktor. Suatu masalah yang sama mungkun menimbulkan pemecahan yang berbeda-beda pula. Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi jalannya berpikir itu antara lain, yaitu bagaimana seseorang melihat atau memahami masalah tersebut, situasi yang tengah dialami seseorang dan situasi luar yang dihadapi, pengalaman-pengalaman orang tersebut, serta bagaimana intelegensi orang itu.
Sedangkan Proses berfikir Simbol-simbol yang digunakan dalam berfikir pada umumnya berupa kata-kata atau bahasa. Karena itu sering dikemukakan bahwa bahasa dan berfikir mempunyai kaitan yang erat. Dengan bahasa manusia dapat menciptakan ratusan, ribuan simbol-simbol yang memungkinkan manusia dapat berfikir begitu sempurna apabila dibandingkan dengan makhluk lain. Sekalipun bahasa adalah alat yang paling ampuh dalam proses berfikir namun bahsa bukan satu satunya alat yang dapat digunakan dalam proses berfikir. Sebab masih ada lagi yang dapat digunakan yaitu bayangan atau gambaran (image). Walaupun berfikir dapat menggunakan gambaran-gambaran atau bayangan-bayangan image namun sebagian besar dalam berfikir orang menggunakan bahsa atau verbal yaitu berfikir dengan menggunakan simbol-simbol bahasa denga segala ketentuan-ketentuannya. Karena bahasa merupakan alat-alat yang penting dalam berfikir, maka sering dikemukakan bila seorang itu berfikir, orang itu bicara dengan dirinya sendiri.
K198onsep atau pengertian yaitu Dengan kemampuan manusia untuk membentuk konsep atau pengertian memungkinkan manusia untuk mengadakan klarifikasi atau penggolongan benda-benda atau kejadian-kejadian. Dalam pengertian atau konsep didapati ada beberapa macam konsep yaitu:
1.      Konsep-konsep atau pengertian-pengertian sederhana (simple konsep)
2.      Konsep-konsep yang kompleks
Cara memperoleh konsepatau pengertian yaitu Untuk memperoleh pengertian ada beberapa macam yaitu: dengan tidak sengaja pengertian yang diperoleh dengan tidak sengaja, ini yang disebut pengertian pengalaman, tetapi tidak berarti bahwa pengertian yang diperoleh dnegan sengaja itu bukan melalui pengalaman. Yang di maksud dengan pengertian pengalaman disini ialah pengertian yang diperoleh dengan secara tidak sengaja diperoleh sambil lalu dengan melalui pengalaman-pengalaman.[4]
Pengertian yang diperoleh dnegan sengaja yaitu dnegan ushaa sengaja untuk mmeproleh pengertian atau konsep yang kadang-kadang disebut sebagai pengertian ilmiah. Karena pengertian ini diperoleh dengan sengaja maka  pengertian ini dibentuk dnegan penuh kesadaran. Prosedur memperolehnya berbeda dengan prosedur pada penfertian yang tidak sengaja. Prosedurnya melalui beberapa tingkatan yaitu:
1.      Tingkat analisis
2.      Tingkat mengadakan komperasi
3.      Tingkat abstraksi
4.      Tingkat menyimpulkan
Problem solving yaitu Perbedaan itu timbul apabil ada perbedaan atau konflik antara keadaan satu dengan yang lain dalam rangka untuk mencapai tujuan. Dalam mencari pemecahan terhadap problem solving itu ada kaidah atau aturan yang akan membawa seseorang kepada pemecahan masalah tersebut aturan ini akan memberikan petunjuk untuk pemecahan masalah. Banyak aturan atau kaidah dalam memecahkan maslaah. Ad adua hal uang pokok yaitu aturan atau kaidah algoritma dan horistik
1.      Algoritma merupakan suatu pernagkat aturan dan apabila aturan ini diikuti dengan benar maka akan ada jaminan adnya pemecahan masalah 
2.      Strstegi umum horistik dalam mengahadapi masalah yaitu bahwa masalah berpikir tersebut di analisis atau di pecah-pecah menjadi masalah yang lebih kecil
Dalam rangka pemecahan masalah ini apabila diamati akan terdapat adanya perbedaan dalam langkah-langkah yang diambil dari individu satu dengan individu yang lain.
Berfikir kreatif yaitu Seperti yang telah dipaparkan didepan dalam problem solving seseorang atau organism mencari pemecahan terhadap masalah yang dihadapi. Namun dalam masalah berpikir orang akan dapat menemukan sesuatu yang baru, yang sebelumnya mungkin belum terdapat. Hal ini dapat dijumpai misalnya dalam diri seorang menulis cerita, ataupun pada seorang ilmuan, ataupun pada bidag-bidang  lain. Ini yang sering berkaitan dengan berpikir kreatif (creative thinking). Dengan beripkir kreatif orang menciptakan sesuatu yang baru, timbulnya atau munculnya hal baru tersebut secara tiba-tiba ini yang berkaitan dengan insight. Sebenarnya apa yang dipikirkan ini telah berlangsung, namun belum memperoleh suatu pemecahan, dan masalah itu tidak hilang sama sekali, tetapi terus berlangsung dalam jiwa seseorang, yang pada suatu waktu memperoleh pemecahannya.
Tingkatan-tingkatan dalam berpikir kreatif yaitu Dalam berpikir kreatif ada beberapa tingkatan atau stages sampai seseorang memperoleh suatu hal yang baru atau pemecahan masalah. Tingkatan-tingkatan itu adalah:
1.      Persiapan (preparation), yaitu tingkatan seseorang mengformulasikan masalah, dan mengumpulkan fakta-fakta atau materi yang dipandang berguna dalam memperoleh pemecahan yang baru. Ada kemungkinan apa yang dipikirkan itu tidak segera memperoleh pemecahannya, tetapi soal itu tidak hilang begitu saja, masih terus berlangsung dalam diri individu yang bersangkutan. Hal ini menyangkut fase atau tingkatan kedua yaitu inkubasi.
2.      Tingkat inkubasi, yaitu berlangsungnya masalah tersebut dalam jiwa seseorang, karena individu tidak segera memperoleh pemecahan masalah.
3.      Tingkat pemecahanatauiluminasi, yaitutingkatmendapatkanpemecahanmasalah, orang mendapatkan ide secaratiba-tiba.
4.      Tingkat evaluasi, yaitu mengecek apakah pemecahan yang diperoleh dalam tingkat iluminasi itu cocok atau tidak. Apabila tidak, lalu meningkat pada tingkat berikutnya.
5.      Tingkat revisi, yaitu mengadakan revisi terhadap pemecahan yang diperolehnya.
Sifat-sifat orang yang berpikir kreatif
Orang yang berpikir kreatif itu mempunyai beberapa macam sifat mengenai pribadinya yang merupakan original person, yaitu:
1.      Memilih fenomena atau keadaan yang kompleks
2.      Mempunyai prisko dinamika yang kompleks, dan mempunyai skope pribadi yang luas
3.      Dalam judgement-nya lebih mandiri
4.      Dominan dan lebih besar pertahanan diri (more self-assertive)
5.      Menolak suppression sebagaimekanisme control
Seperti telah dipaparkan didepan bahwa dalam proses berpikir adanya titik tolak yang dijadikan titik awal dalam berpikir itu. Berpikir bertitik tolak pada masalah yang dihadapi oleh seseorang. Hal-hal atau fakta-fakta dapat dijadikan titik tolak dalam pemecahan masalahnya. Dalam proses berpikir tidak selalu berlangsung dengan begitu mudah, sering orang menghadapi hambatan-hambatan dalam proses berpikirnya. Sederhana tidaknya dalam memecahkan masalah hitungan 6 x 7 akan jauh lebih mudah apabila dibandingkan dengan memecahkan soal-soal statistika, misalnya. Hambatan-hambatan yang mungkin timbul dalam proses berpikir dapat disebabkan antara lain karena (1) data yang kurang sempurna, sehingga masihbanyak lagi data yang harus diperoleh, (2) data yang ada dalam keadaan confuse, data yang satu bertentangan dengan data yang lain, sehingga hal ini akan membingungkan dalam proses berpikir.




BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manusia memilki memori yang kemampuan dan kapasitas sangat besar, sehingga tak terhitungkan besarnya. Akan tetapi tidak semua memanfaatkan memanfaatkan kapasitas tersebut seoptimal mungkin dan lebih banyak lagi yang memanfaatkan memori ini sekedarnya saja, sehingga banyak ruang-ruang dalam memori seseorang yang tidak terisi bahkan tidak diisi serta tidak diperlakukan dengan lebih baik karena berbagai factor. Sedangkan Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Walaupun tidak bisa dipisahkan dari aktivitas kerja otak, pikiran manusia lebih dari sekedar kerja organ tubuh yang disebut otak.  Kegiatan berpikir juga melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga melibatkan perasaan dan kehendak manusia. Memikirkan sesuatu berarti mengarahkan diri pada obyek tertentu, menyadari secara aktif dan menghadirkannya dalam pikiran kemudian mempunyai wawasan tentang obyek tersebut.



DAFTAR PUSTAKA
W. Syam, Nina. Psikologi sebagai Akar Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2011
Walgito, Bimo. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: CV Andi Offset. 2010
Magda, Bhinnety. Struktur dan Proses Memori. Volume 16. No.2
Kowiyah. Pendidikan Pendidikan. Volume 3. No. 5
Gagne, E.D. The Kognitive Psycology of School Learning. Boston, Toronto: Little, Brown and Company



[1] Nina W. Syam. Psikologi sebagai Akar Komunikasi. Simbiosa Rekatama Media. Bandung. 2011. hlm.4
[2] Bimo Walgito. Pengantar Psikologi Umum. CV Andi Offset. Yogyakarta. 2010. hlm.194
[3] Magna Bhinnety. Struktur dan Proses Memori. Vol 16. No. 2, 74-88
[4] Ibid hlm.198

Download file di sini

0 komentar:

Posting Komentar

Populer

[PSI B] SENSASI DAN PERSEPSI

BAB I                                                            PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Manusia pada hakekatnya adal...