MEMORI DAN BERFIKIR
Dosen pengampu : Nikmah
Rochmawati, M.Si
NAMA
KELOMPOK :
1. Mafazah
El Nailiyah Rusyda (1607016076)
2. Diyaul
Aola (1607016077)
3. Lolita
Mutiara M (1607016053)
4. Ahmad
Amhar Ridho (1607016080)
JURUSAN
PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UIN WALISONGO SEMARANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Memori memiliki fungsi yang penting
bagi manusia. Jika kita lakukan aktivitas berpikir maupun menalar, maka
sebahagian besar kita menggunakan fakta dari memori atau ingatan kita. Kita
menggunakan konsep waktu dengan menghubung-hubungkan masa sekarang dengan masa
lalu serta membuat perencanaan untuk masa datang. Hal tersebut dimungkinkan
dengan adanya fasilitas fungsi memori kita yang kuat dan dapat disesuaikan pada
berbagai situasi. Oleh karena memori inilah manusia dapat dikatakan makhluk
bersejarah. Artinya makhluk yang tidak ditentukan oleh pengaruh proses dari hal
yang terjadi saat kini saja, tetapi berkembang dalam sejarah masa lalunya yang
masih dimilikinya dan sewaktu-waktu dapat dihidupkannya kembali. Yang terakhir
inilah yang dikatakan memori.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia
tidak lepas dari kegiatan berpikir. Menurut Plato berpikir adalah berbicara
dalam hati. Kalimat di atas dapat diartikan bahwa berpikir merupakan proses
keji- waan yang menghubung-hubungkan atau mem- banding-bandingkan antara
situasi fakta, ide atau kejadian dengan fakta, ide atau kejadian lainnya.
Setelah proses berpikir itu seseorang memperoleh suatu kesimpulan hasil
pemikirannya. Menurut Dewey dalam Kokom Komalasari, berpikir dimulai apabila
seseorang dihadapkan pada suatu masa- lah (perplexity) dan menghadapi sesuatu
yang menghendaki adanya jalan keluar. Situasi yang menghadapi adanya jalan
keluar tersebut, meng- undang yang bersangkutan untuk memanfaatkan pengetahuan,
pemahaman, atau keterampilan yang sudah dimilikinya terjadi suatu proses ter-
tentu di otaknya sehingga ia mampu menemukan sesuatu yang tepat dan sesuai
untuk digunakan mencari jalan keluar terhadap masalah yang dihadapinya. Dengan
demikian yang bersang- kutan melakukan proses yang dinamakan berpikir.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
definisi memori itu?
2.
Apa
devinisi berpikir itu?
3.
Apa
saja jenis-jenis memori?
4.
Apa saja macam-macam berfikir dan bagaimana
proses berfikir?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui definisi memori
2.
Untuk
mengetahui definisi berfikir
3.
Untuk
mengetahui jenis-jenis memori
4.
Untuk
mengetahui macam-macam berfikir dan proses berfikir
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Memori
Memori atau daya ingat merupakan
sesuatu yang sangat penting bagi manusia karena merupakan kekuatan jiwa manusia
untuk menerima, menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan, pengertian-pengertian
atau tanggapan- tanggapan. Memori manusia dapat diolah secara sadar (concius
processing) dan secara otomatis. Pengolahan secara sadar biasanya menimbulkan
tindakan – tindakan baru sedangkan pengolahan secara otomatis biasanya
menghasilkan tindakan reflek atau secara tiba – tiba dengan waktu yang pendek. Menurut
Schlessinger dan Groves memori adalah simtem yang sangat berstruktur yang
menyebabkan organism sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggukana
pengetahuannya untuk membimbing perilakunya. Secara singkat memori melewati 3
proses yaitu:
1. Perekaman (encoding) yaitu pencatatan informasi melalui reseptor, indera
dan sirkuit syaraf internal
2. Penyimpanan (storage) yang menentukan
berapa lama informasi itu berada beserta kita dalam bentuk apa dan
dimana. Penyimpanan bisa bersifat aktif atau pasif
3. Pemanggilan (retrieval) yang dalam bahasa seahri0hari disebut menginagt
kembali adalah menggunakana informasi yag disimpan[1]
B.
Definisi Berpikir
Salah
satu sifat dari berfikir adalah goal directed yaitu berfikir tentang sesuatu
untuk memperoleh pemecahan maslah atau untuk mendapatkan sesuatu yang baru.
Berfikir juga dipandang sebagai pemrosesan informasi dari stimulus yang ada
(starting position) sampai pemecahan masalah (finishing position) atau goal
state. Dengan demikian bahwa dapat di simpulkan bahwa berfikir itu merupakan
proses kognitif yang berlangsung antara stimulus dan respons.[2]
Secara sederhana, berpikir adalah
memproses informasi secara mental atau secara kognitif. Secara lebih formal,
berpikir adalah penyusunan ulang atau manipulasi kognitif baik informasi dari
lingkungan maupun simbol-simbol yang disimpan dalam long term memory. Jadi,
berpikir adalah sebuah representasi simbol dari beberapa peristiwa atau item
(Khodijah, 2006:117). Sedangkan menurut Drever (dalam Walgito, 1997 dikutip
Khodijah, 2006:117) berpikir adalah melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan
seksama yang dimulai dengan adanya masalah. Solso (1998 dalam Khodijah,
2006:117) berpikir adalah sebuah proses dimana representasi mental baru
dibentuk melalui transformasi informasi dengan interaksi yang komplek
atribut-atribut mental seperti penilaian, abstraksi, logika, imajinasi, dan
pemecahan masalah.
C.
Jenis-jenis Memori
Jenis-jenis memori, antara lain:
1.
Pengingatan
(recoll) yaitu proses aktif untuk menghasilkan kembali fakta dan informasi
secara verbatim (kata demi kata) tanpa petunjuk yang jelas
2.
Pengenalan
( recognition) yaitu agak suka mengingat kembali sejumlah fakta; lebih mudah
mengenalnya
3.
Belajar
lagi (learning) yaitu menguasai kembali pelajaran yang sudah kita peroleh
termasuk pekerjaan memori
4.
Reintergrasi
(reintegration) yaitu mengkonstruksi seluruh masa alu dari sartu petunjuk
memori kecil
Berdasarkan jangka waktu dan tingkat
penggunaannya, terdapat 2 (dua) jenis memori yaitu memori jangka pendek (Short
Term Memory) dan memori jangka panjang (Long Term Memory). Memori jangka pendek
digunakan untuk informasi yang temporer, biasanya dalam beberapa detik. Secara
konseptual, memori jangka pendek merupakan penyimpan informasi yang aktif,
sedangkan memori jangka panjang merupakan penyimpanan informasi yang relatif
pasif. Memori jangka pendek merupakan gerbang dari memori jangka panjang.
Memori jangka pendek memang exis berdasarkan 2 premis yaitu :
1.
Sebagai
proposisi umum seseorang mestinya dapat menahan informasi dalam interval waktu
yang singkat
2.
Sesuai
usulan hebb bahwa apabila aktifitas umum berlanjut sampai bebrapa periode,
perubaha structural pada kontak sinaptik diantar sel2 dapat membawa memori
setelahnya.
Memori jangka pendek memiliki kapasitas yang kecil sekali namun
sangat besar peranannya dalam proses memori, ynag merupakan tempat dimana kita
memperoses stimulus yang berasal dari lingkungan kita. Kemmapunan informasi
yang kecil tersebut sesuai dengan kapasitas pemrosesan yang terbatas. Memori
jangka pendek berfungsi sebagai penyimpanan transitory yang dapat menyimpan
informasi yang sangat terbatas dan mentransformasikan serta menggunakan
informasi tersebut dalam menghasilkan respon atau suatu stimulus. Jumlah
informasi yang disimpan dalam memori jangka pendek adlah relative kecil
dibandingkan dengan jumalah sangat banyak yang dapat disimpan dalam memori
jangka panjang.
Sedangkan memori jangka panjang adalah kemampuan untuk mengingat
masa lalu dan menggunakan informasi tersebut untuk dimanfaatkan saat ini
merupakan fungsi memori jangka panjang. Sistem memori jangka panjang untuk
seolah-olah hidup dalam dua dunia yaitu dunia masa lalu dan dunia saat ini. Dan
oleh karnanya memungkinkan kita untuk memahami mengalirnya tanopa henti dari
pengalaman langsung. Hal-hal yang paling istemewa dari memori jangka panjang
adalah kapasitasnya yang tidak terbatas dan durasinya yang seolah-olah tak
pernah berakhir. Menurut Bower beberapa macam informasi yang tersimpan dalam
memori janka panjang meliputi :
1.
Model
spasial dari alam disekeliling kita, struktur simbolis yang berkaitan dengan
gambaran tentang suatu rumag, kota, Negara atau planet dan informasi tentang
dimana objek-objek penting terletak pada peta kognitif tersebut
2.
Pengetahuan
hukum-hukum fisika, kosmologi, sifat objek dan segala sesuatu yang terkait
dengannya
3.
Keyakinan
kita terhadap orang, diri sendiri, dan tentang bagaimana berperilaku dalam
situasi sosial yang berfariasi
4. Nilai-nilai dan tujuan sosial yang kita cari
5.
Keterampilan
motorik dalam mengemudi, bersepeda, dan sejenisnya
6.
Keterampilan
menyelesaikan masalah dalam memahami bahasa atau menginterpretasikan lukisan
atau music[3]
D.
Macam-macam Berfikir dan Proses Berpikir
Macam – macam Berpikir banyak sekali
macamnya. Banyak para ahli yang mengutarakan pendapat mereka. Berikut ini akan
dijelaskan macam- macam berpikir, yaitu :
1. Berpikir alamiah adalah pola
penalaran yang berdasarkan kebiasaan sehari-hari dari pengaruh alam
sekelilingnya, misal; penalaran tentang panasnya api yang dapat membakar jika
dikenakan kayu pasti kayu tersebut akan terbakar.
2. Berpikir ilmiah adalah pola
penalaran berdasarkan sarana tertentu secara teratur dan cermat, misal; dua hal
yang bertentangan penuh tidak dapat sebagai sifat hal tertentu pada saat yang
sama dala satu kesatuan.
3. Berpikir autistik: contoh
berpikir autistik antara lain adalah mengkhayal, fantasi atau wishful thinking.
Dengan berpikir autistik seseorang melarikan diri dari kenyataan, dan melihat
hidup sebagai gambar-gambar fantastis.
4. Berpikir realistik: berpikir dalam
rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata, biasanya disebut dengan nalar
(reasoning). Floyd L. Ruch (1967) menyebutkan ada tiga macam berpikir
realistik, antara lain :
a. Berpikir Deduktif Deduktif
merupakan sifat deduksi. Kata deduksi berasal dari kata Latin deducere (de
berarti ‘dari’, dan kata ducere berarti ‘mengantar’, ‘memimpin’). Dengan
demikian, kata deduksi yang diturunkan dari kata itu berarti ‘mengantar dari
satu hal ke hal lain’. Sebagai suatu istilah dalam penalaran, deduksi merupakan
proses berpikir (penalaran) yang bertolak dari proposisi yang sudah ada, menuju
proposisi baru yang berbentuk kesimpulan (Keraf, 1994:57).
b. Berpikir Induktif Induktif
artinya bersifat induksi. Sinduksi adalah proses berpikir yang bertolak dari
satu atau sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan
(inferensi). Proses penalaran ini mulai bergerak dari penelitian dan evaluasi
atas fenomena- fenomena yang ada. Karena semua fenomena harus diteliti dan
dievaluasi terlebih dahulu sebelum melangkah lebih jauh ke proses penalaran
induktif, proses penalaran itu juga disebut sebagai corak berpikir ilmiah.
Namun, induksi tidak akan banyak manfaatnya jika tidak diikuti oleh proses
berpikir deduksi. Berpikir induktif ialah menarik suatu kesimpulan umum dari
berbagai kejadian (data) yang ada di sekitarnya. Dasarnya adalah observasi.
Proses berpikirnya adalah sintesis. Tingkatan berpikirnya adalah induktif. Jadi
jelas, pemikiran semacam ini mendekatkan manusia pada ilmu pengetahuan. Tepat
atau tidaknya kesimpulan (cara berpikir) yang diambil secara induktif ini
terutama bergantung pada representatif atau tidaknya sampel yang diambil, yang
mewakili fenomena keseluruhan. Makin besar jumlah sampel yang diambil, makin
representatif dan makin besar taraf validitas dari kesimpulan itu, demikian
juga sebaliknya. Taraf validitas kebenaran kesimpulan itu masih ditentukan pula
oleh obyektivitas dari si pengamat dan homogenitas dari fenomena-fenomena yang
diselidiki (Purwanto, 1998:47-48).
c. Berpikir Evaluatif Berpikir
evaluatif ialah berpikir kritis, menilai baik-buruknya, tepat atau tidaknya
suatu gagasan. Dalam berpikir evaluatif, kita tidak menambah atau mengurangi
gagasan. Kita menilainya menurut kriteria tertentu (Rakhmat, 1994). Perlu
diingat bahwa jalannya berpikir pada dasarnya ditentukan oleh berbagai macam
faktor. Suatu masalah yang sama mungkun menimbulkan pemecahan yang berbeda-beda
pula. Adapun faktor- faktor yang
mempengaruhi jalannya berpikir itu antara lain, yaitu bagaimana seseorang
melihat atau memahami masalah tersebut, situasi yang tengah dialami seseorang
dan situasi luar yang dihadapi, pengalaman-pengalaman orang tersebut, serta
bagaimana intelegensi orang itu.
Sedangkan
Proses berfikir Simbol-simbol yang digunakan dalam berfikir pada umumnya berupa
kata-kata atau bahasa. Karena itu sering dikemukakan bahwa bahasa dan berfikir
mempunyai kaitan yang erat. Dengan bahasa manusia dapat menciptakan ratusan,
ribuan simbol-simbol yang memungkinkan manusia dapat berfikir begitu sempurna
apabila dibandingkan dengan makhluk lain. Sekalipun bahasa adalah alat yang
paling ampuh dalam proses berfikir namun bahsa bukan satu satunya alat yang
dapat digunakan dalam proses berfikir. Sebab masih ada lagi yang dapat
digunakan yaitu bayangan atau gambaran (image). Walaupun berfikir dapat
menggunakan gambaran-gambaran atau bayangan-bayangan image namun sebagian besar
dalam berfikir orang menggunakan bahsa atau verbal yaitu berfikir dengan
menggunakan simbol-simbol bahasa denga segala ketentuan-ketentuannya. Karena bahasa
merupakan alat-alat yang penting dalam berfikir, maka sering dikemukakan bila
seorang itu berfikir, orang itu bicara dengan dirinya sendiri.
K198onsep
atau pengertian yaitu Dengan kemampuan manusia untuk membentuk konsep atau
pengertian memungkinkan manusia untuk mengadakan klarifikasi atau penggolongan
benda-benda atau kejadian-kejadian. Dalam pengertian atau konsep didapati ada
beberapa macam konsep yaitu:
1. Konsep-konsep
atau pengertian-pengertian sederhana (simple konsep)
2. Konsep-konsep
yang kompleks
Cara
memperoleh konsepatau pengertian yaitu Untuk memperoleh pengertian ada beberapa
macam yaitu: dengan tidak sengaja pengertian yang diperoleh dengan tidak
sengaja, ini yang disebut pengertian pengalaman, tetapi tidak berarti bahwa
pengertian yang diperoleh dnegan sengaja itu bukan melalui pengalaman. Yang di
maksud dengan pengertian pengalaman disini ialah pengertian yang diperoleh
dengan secara tidak sengaja diperoleh sambil lalu dengan melalui
pengalaman-pengalaman.[4]
Pengertian
yang diperoleh dnegan sengaja yaitu dnegan ushaa sengaja untuk mmeproleh
pengertian atau konsep yang kadang-kadang disebut sebagai pengertian ilmiah.
Karena pengertian ini diperoleh dengan sengaja maka pengertian ini dibentuk dnegan penuh
kesadaran. Prosedur memperolehnya berbeda dengan prosedur pada penfertian yang
tidak sengaja. Prosedurnya melalui beberapa tingkatan yaitu:
1. Tingkat
analisis
2. Tingkat
mengadakan komperasi
3. Tingkat
abstraksi
4. Tingkat
menyimpulkan
Problem
solving yaitu Perbedaan itu timbul apabil ada perbedaan atau konflik antara
keadaan satu dengan yang lain dalam rangka untuk mencapai tujuan. Dalam mencari
pemecahan terhadap problem solving itu ada kaidah atau aturan yang akan membawa
seseorang kepada pemecahan masalah tersebut aturan ini akan memberikan petunjuk
untuk pemecahan masalah. Banyak aturan atau kaidah dalam memecahkan maslaah. Ad
adua hal uang pokok yaitu aturan atau kaidah algoritma dan horistik
1. Algoritma
merupakan suatu pernagkat aturan dan apabila aturan ini diikuti dengan benar
maka akan ada jaminan adnya pemecahan masalah
2. Strstegi
umum horistik dalam mengahadapi masalah yaitu bahwa masalah berpikir tersebut
di analisis atau di pecah-pecah menjadi masalah yang lebih kecil
Dalam
rangka pemecahan masalah ini apabila diamati akan terdapat adanya perbedaan
dalam langkah-langkah yang diambil dari individu satu dengan individu yang
lain.
Berfikir
kreatif yaitu Seperti yang telah dipaparkan didepan dalam problem solving seseorang
atau organism mencari pemecahan terhadap masalah yang dihadapi. Namun dalam masalah
berpikir orang akan dapat menemukan sesuatu yang baru, yang sebelumnya mungkin belum
terdapat. Hal ini dapat dijumpai misalnya dalam diri seorang menulis cerita,
ataupun pada seorang ilmuan, ataupun pada bidag-bidang lain. Ini yang
sering berkaitan dengan berpikir kreatif (creative thinking). Dengan beripkir kreatif
orang menciptakan sesuatu yang baru, timbulnya atau munculnya hal baru tersebut
secara tiba-tiba ini yang berkaitan dengan insight. Sebenarnya apa yang
dipikirkan ini telah berlangsung, namun belum memperoleh suatu pemecahan, dan masalah
itu tidak hilang sama sekali, tetapi terus berlangsung dalam jiwa seseorang,
yang pada suatu waktu memperoleh pemecahannya.
Tingkatan-tingkatan dalam berpikir kreatif yaitu Dalam
berpikir kreatif ada beberapa tingkatan atau stages sampai seseorang memperoleh
suatu hal yang baru atau pemecahan masalah. Tingkatan-tingkatan
itu adalah:
1. Persiapan (preparation),
yaitu tingkatan seseorang mengformulasikan masalah, dan mengumpulkan fakta-fakta
atau materi yang dipandang berguna dalam memperoleh pemecahan yang baru. Ada
kemungkinan apa yang dipikirkan itu tidak segera memperoleh pemecahannya,
tetapi soal itu tidak hilang begitu saja, masih terus berlangsung dalam diri individu
yang bersangkutan. Hal ini menyangkut fase atau tingkatan kedua
yaitu inkubasi.
2. Tingkat
inkubasi, yaitu berlangsungnya masalah tersebut dalam jiwa seseorang, karena individu
tidak segera memperoleh pemecahan masalah.
3. Tingkat
pemecahanatauiluminasi, yaitutingkatmendapatkanpemecahanmasalah, orang
mendapatkan ide secaratiba-tiba.
4. Tingkat
evaluasi, yaitu mengecek apakah pemecahan yang diperoleh dalam tingkat iluminasi
itu cocok atau tidak. Apabila tidak, lalu meningkat pada tingkat berikutnya.
5. Tingkat
revisi, yaitu mengadakan revisi terhadap pemecahan yang diperolehnya.
Sifat-sifat
orang yang berpikir kreatif
Orang
yang berpikir kreatif itu mempunyai beberapa macam sifat mengenai pribadinya
yang merupakan original person, yaitu:
1. Memilih
fenomena atau keadaan yang kompleks
2. Mempunyai
prisko dinamika yang kompleks, dan mempunyai skope pribadi yang luas
3.
Dalam judgement-nya lebih mandiri
4. Dominan
dan lebih besar pertahanan diri (more self-assertive)
5. Menolak
suppression sebagaimekanisme control
Seperti
telah dipaparkan didepan bahwa dalam proses berpikir adanya titik tolak yang
dijadikan titik awal dalam berpikir itu. Berpikir bertitik tolak pada masalah
yang dihadapi oleh seseorang. Hal-hal atau fakta-fakta dapat dijadikan titik tolak
dalam pemecahan masalahnya. Dalam proses berpikir tidak selalu berlangsung dengan
begitu mudah, sering orang menghadapi hambatan-hambatan dalam proses
berpikirnya. Sederhana tidaknya dalam memecahkan masalah hitungan 6 x 7 akan jauh
lebih mudah apabila dibandingkan dengan memecahkan soal-soal statistika,
misalnya. Hambatan-hambatan yang mungkin timbul dalam proses berpikir dapat disebabkan
antara lain karena (1) data yang kurang sempurna, sehingga masihbanyak lagi
data yang harus diperoleh, (2) data yang ada dalam keadaan confuse, data yang
satu bertentangan dengan data yang lain, sehingga hal ini akan membingungkan dalam
proses berpikir.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manusia memilki memori yang kemampuan dan kapasitas sangat besar,
sehingga tak terhitungkan besarnya. Akan tetapi tidak semua memanfaatkan
memanfaatkan kapasitas tersebut seoptimal mungkin dan lebih banyak lagi yang
memanfaatkan memori ini sekedarnya saja, sehingga banyak ruang-ruang dalam
memori seseorang yang tidak terisi bahkan tidak diisi serta tidak diperlakukan
dengan lebih baik karena berbagai factor. Sedangkan Berpikir adalah suatu
kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Walaupun tidak bisa dipisahkan dari
aktivitas kerja otak, pikiran manusia lebih dari sekedar kerja organ tubuh yang
disebut otak. Kegiatan berpikir juga
melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga melibatkan perasaan dan kehendak
manusia. Memikirkan sesuatu berarti mengarahkan diri pada obyek tertentu, menyadari
secara aktif dan menghadirkannya dalam pikiran kemudian mempunyai wawasan
tentang obyek tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
W.
Syam, Nina. Psikologi sebagai Akar Ilmu
Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2011
Walgito,
Bimo. Pengantar Psikologi Umum.
Yogyakarta: CV Andi Offset. 2010
Magda,
Bhinnety. Struktur dan Proses Memori.
Volume 16. No.2
Kowiyah.
Pendidikan Pendidikan. Volume 3. No.
5
Gagne,
E.D. The Kognitive Psycology of School
Learning. Boston, Toronto: Little, Brown and Company
0 komentar:
Posting Komentar