Sabtu, 09 Desember 2017

[PSI A] RUANG PUBLIK DAN PSIKOLOGI KOMUNIKASI

RUANG PUBLIK DALAM PSIKOLOGI KOMUNIKASI
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Psikologi komunikasi
Dosen Pengampu : Ibu Nikmah Rochmawati



Disusun Oleh :
Mar’ie Muhammad                 (1607016002)
Muhibatun Ni’ma Umaroh      (1607016005)
Inas Alfi Nahdliyah                (1607016006)
Aulia Nisa                               (1607016024)



MAHASISWA JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
TAHUN 2017

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Psikologi komunikassi merupakan salah satu cabang dari dua ilmu pengetahuan penting yaitu, ilmu psikologi dan ilmu komunikasi. Psikologi merupakan ilmu yang telah berkembang sejak lama ,sedangakan komunikasi merupakan cabang ilmu yang relatif baru berkembang salah satu cabang ilmu psikologi yang membahas bagaimana manusia berinteraksi dengan msnusia lainnya disebut denga psikologi sosial atau sosiopsikologi. Sosiopsikologi kemduian di ambil alih menjadi salah satu jabang ilmu komunikasi dengan nama psikoloho komunikasi.
Ruang publik atau public space adalah tempat orang berkumpul untuk melakukan aktivitas dengan tujuan dan kepentingan tertentu serta untuk saling bertemu dan berinteraksi, untuk bersantai ataupun melakukan aktivitas belanja. Ruang publik selain sebagai obyek persepsi, juga sebagai ruang tempat berprilaku masyarakat yang beraneka ragam, sebagai tempat perkembangan ide, pikiran dan artikulasi berbagai kepentingan sehingga timbul timbal balik terhadap lingkungan. Menurut Carr, et.al ruang publik meliputi tiga hal, yaitu responsif, demokratis dan bermakna. Responsif yang dimaksud adalah ruang publik yang memenuhi kebutuhan individu, Demokratis yang dimaksudkan adalah ruang publik yang dapat memberikan perlindungan terhadap hak-hak individu, dan Bermakna yang dimaksud adalah ruang publik dapat memberikan kesempatan bagi individu untuk berhubungan dengan kehidupan pribadinya dan juga lingkungannya.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian dari ruang publik ?
2.      Apa saja bentuk dari ruang publik ?
3.      Komunikasi apa saja yang ada di ruang publik?
4.      Bagaimana etika di ruang publik ?

C.     TUJUAN
1.      Agar dapat memahami pengertian dari ruang publik.
2.      Agar dapat memahami bentuk dari ruang publik.
3.      Agar dapat mengetahui  bahwa ada  macam –macam komunikasi yang ada di ruang publik .
4.      Agar  dapat  menumbuh rasa empati  saat berada di ruang publik .








BAB II
PEMBAHASAN

1.      PENGERTIAN RUANG PUBLIK
Ruang publik adalah ruang yang berfungsi untuk tempat menampung aktivitas
masyarakat, baik secara individu maupun secara kelompok, dimana bentuk ruang publik ini sangat tergantung pada pola dan susunan massa bangunan.[1] Ruang publik milik bersama ada keterlibatan pasif (passive engagement) dan aktif (active engagement) dalam pemanfaatan ruang publik. Kedua bentuk pengalaman ini terjadi sebagai akibat adanya proses interaksi tersebut, dimana pengguna ruang publik dapat melakukaninteraksi dengan cara yang berbeda. Ruang sebagai wadah harus mampu menyediakan lingkungan yang kondusif bagi terpenuhinya syarat interaksi, yaitu memberi peluang bagiterjadinya kontak dan komunikasi sosial. Interaksi sosial dapat terjadi dalam bentuk aktivitasyang pasif seperti sekedar duduk menikmati suasana atau mengamati situasi dan dapat pulaterjadi secara aktif dengan berbincang bersama orang lain membicarakan suatu topik ataubahkan melakukan kegiatan bersama. Setiap ruangpublik memiliki makna sebagai berikut: sebuah lokasi yang didesain seminimal apapun,memiliki akses yang besar terhadap lingkungan sekitar, tempat bertemunyamasyarakat/pengguna ruang publik dan perilaku masyarakat pengguna ruang publik satusama lain mengikuti norma-norma yang berlaku setempat. Ruang Publik Secara Ideal ,menurut Carr, ruang publik harus memiliki tiga hal yaitu responsif, demokratis, dan bermakna. Responsif dalam arti ruang publik adalah ruang yang dapat digunakan untukberbagai kegiatan dan kepentingan luas yang memiliki fungsi lingkungan hidup. Artinyaruang publik dapat digunakan oleh masyarakat umum dari berbagai latar belakang sosial,ekonomi, dan budaya serta akses bagi berbagai kondisi fisik manusia. Memiliki arti, ruangpublik harus memiliki tautan antara manusia, ruang, dan dunia luas dengan konteks sosial.

2.      BENTUK RUANG PUBLIK
Pada umumnya ruang publik adalah ruang terbuka yang mampu menampung kebutuhan akan tempat-tempat pertemuan dan aktivitas bersama di udara terbuka. Ruang ini memungkinkan terjadinya pertemuan antar manusia untuk saling berinteraksi. Karena pada ruang ini seringkali timbul berbagai kegiatan bersama, maka ruang-ruang terbuka ini dikategorikan sebagai ruang umum.
Meskipun sebagian ahli mengatakan umumnya ruang publik adalah ruang terbuka.
Menurut sifatnya, ruang publik terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :
a.       Ruang publik tertutup  adalah ruang publik yang terdapat di dalam suatu bangunan. Keberadaan ruang publik di lokasi studi kualitas ruang belum presentatif, terlihat komponen pembentuk ruang masih sederhana, lantaipun masih berupa tanah, tidak berdinding atap dari seng gelombang, struktur bangunan dari bahan bambu.Bangunan pos kamling (keamanan lingkungan) juga digunakan untuk ruang publik dan warung-warung makanan di tepi sungai.
b.      Ruang publik terbuka, yaitu ruang publik yang berada di luar bangunan yang sering juga disebut ruang terbuka (open space).  Ruang publik yang terdapat di tempat umun  diantaranya yaitu : terdapat di gang/loronglorong didepan antara dua bangunan rumah warga yang saling berhadapan dengan tatanan bangunan ber deret memanjang, teras rumah, sedangkan ruang publik yang berada ditepi sungairuang publik ini digunakan untuk aktivitas warga.
Pembentukan ruang rublik:
Suatu bentuk dari ruang fisik atau suatu set dari hubungan-hubungan yang menempati ruangdan menegaskan suatu komunitas .Berhubungan dengan bagian-bagian pada lingkungan alami dan binaan, publik dan privat,internal dan eksternal, perkotaan dan pedesaan, di mana masyarakat umum mendapatkanakses secara bebas. Berdasarkan proses pembentukannya, membagi ruang publik menjadi:
a.       Ruang publik metafora (Metaphorical Publik Space):
Dalam ilmu bahasa, metafora dapat berarti ungkapan atau gaya bahasa (majas) menggunakan kiasan dengan membandingkan sesuatu dengan hal lain (analogi). Terjadi pergeseran maknaatas objek atau kalimat yang mendapat majas. Misalnya, engkau adalah JANTUNG HATIKU, Jantung Hati mengandung makna seseorang yang sangat berarti, bukan jantunghati secara harfiah.Ruang dimaknai tidak menurut perwujudan fisik atau fungsi, tetapi bagaimana peranan ruang tersebut. Ruang berperan untuk mewadahi isinya yaitu hubugan antar manusia. Ruangterbentuknya dalam konteks sosial yaitu dari proses komunikasi antar manusia. Sebagai contoh: arak-arakan dijalan raya cenderung mendiskriinasikan orang untuk keluar darizona publik.
b.      Ruang publik harfiah (Literal Publik Space)
Ruang dimaknai secara langsung sesuai sifat fungsional dan pelingkupan fisiknya. Ruang publik di pandang tidak terbentuk dari aktivitas atau proses komunikasi, tetapi berdasarkan adanya kasus. Untuk itu diperlukan pemahaman menganai tipologi ruangmenurut fungsi dan bentuk ruang dan aksesibilitas perlu diteliti lebih lanjut. Bentuk ruang dan aksessibilitas kemudian dapat mengembangkan atau menurunkan sifat publik suaturuang.
Peranan Ruang Publik di berbagai bidang :
a.      Ekonomi:memberi nilai yang positif pada nilai properti, Mendorong performa ekonomi regional, Dapat menjadi bisnis yang baik.
b.      Kesehatan: mendorong masyarakat untuk aktif melakukan gerakan fisik, menyediakan ruang informasi  dan formal bagi kegiatan olahraga, mengurangi stres.
c.       Sosial:menyediakan ruang bagi interaksi dan pembelajaran sosial pada segala usia, mengurangi resiko terjadinya kejahatan dan sikap anti-sosial, mengurangi dominasi kendaraan bermotor sehingga angka kecelakaan berkurangMendorong dan meningkatkan kehidupan berkomunitas, mendorong terjadinya interaksi antarbudaya.
d.      Lingkungan:mendorong terwujudya transportasi berkelanjutan, meningkatkan kualitas udara,mengurangi efek populasi, menciptakan kesempatan untuk berkembangnya keanekaragaman hayati.

3.      KOMUNIKASI DI RUANG PUBLIK
Interaksi dua orang akan menjadi begitu dekat dan menghasilkan komunikasi seimbang antara kedua komunikator. Secara teoritis setiap orang bertanggung jawab atas separuh dari penyampaian pesan verbal dan nonverbal, masing-masing merupakan pembicara dan pendengar. Dalam komunikasi publik, satu orang ditunjuk sebagai pembicara dan yang lainnya sebagai pendengar yang merupakan peranan pelengkap atau khalayak pendengar. Para peserta tetap bertatap muka dan tetap mengirim dan menerima rangsangan komunikatif. Setiap orang yang pernah berbicara didepan khalayak yang anggota-anggotanya sedang membaca, tidur atau melakukan hal lain yang menunjukkan kurang perhatian tetap dianggap bahwa disitu terjadi pengiriman dan penerimaan pesan. Tetapi, kesimbangan pengiriman pesan sangat timpang, pembicara memprakarsai sebagian besar pesan verbal dan hadirin sering mengirim pesan nonverbal (tepuk tangan, tertawa, suitan, dsb). Mereka umumnya tidak diharapkan menyumbangkan pesan verbal kecuali pada periode tanya jawab setelah pidato.Secara garis besar, ada tiga aspek pengalaman komunikasi publik :
a.       Komunikasi publik cenderung terjadi ditempat-tempat yang biasanya dianggap sebagai tempat publik (auditorium, kelas, dll).
b.      Pembicaraan publik lebih mengemukakan masalah sosial daripada kesempatan mengemukakan masalah-masalah informal dan tidak terstruktur.
c.       Komunikasi publik melibatkan norma prilaku yang relatif jelas.[2]
Komunikasi yang ada diruang publik diantaranya yaitu :
1.      komunikasi kelompok :  interaksi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok kecil seperti dalam rapat,peretmuan,konverensi dan sebagainya yang berinteraksi secara tatap muka dengan tujuan yang telah diketahui.Tidak setiap himpunan orang disebut kelompok .Orang-orang yang berkumpul di terminal bus ,yang antri didepan loket bioskop, yang berbelanja di pasar bukan merupakan suatu kelompok.[3]
2.      Komunikasi interpersonal: mengaharuskan pelaku untuk bertatap muka antara dua orang atau lebih dengan membawakan pesan verbal maupun nonverbal sehingga masing- masing bisa memahami satu sama lain dan berinteraksi secara efektif. Pada komunikasi interpersonal memandang diri andai dan bagaimana orang lain memandang diri  anda sendiri juga.Konsep diri erat kaitannya dengan proses hubungan interpersonal yang vital bagi perkembangan kepribadian.[4]
3.       Komunikasi intrapersonal: Mengunakan bahasa atau pikiran yang terjadi didalam diri komunikator sendiri antara diri sendiri dengan suatu subjek yang tidak nampak
4.       Komunikasi massa: proses dimana organisasi media membuat dan menyebarkan pesan kepada khalayak banyak atau publik .Komunikasi massa menjelaskan fenomena media masa sebagai suatu proses yaitu bagaimana proses berjalannya pesan , efek pesan kepada penerima dan upan balik yang diberikan.[5]
5.       Komunikasi verbal: bentuk komunikasi yang disampaikan komunikan dengan cara tertulis atau lisan ,dengan menugnakan bahasa formal atau informal untuk mengunggkapkan suatu gagasan.[6]
6.      Komunikasi non verbal: melalui komunikasi non verbal orang bisa mengambil suatu kesinmpulan mengenai suatu ksimpulan tentang berbagai macam perasaaan orang. Tepuk tangan ,pelukan , usapan ,duduk, berdiri tegak ,ekpresi wajah dan lain- lain merupakan pesan non veral yang menerjemahkan gagasan, keinginan atau maksud yang terkandung dalam hati kita.[7]

4.      ETIKA DI RUANG PUBLIK
Etika itu sendiri berasal dari kata yunani 'ethos yang berarti adat istiadat. Etika itu berarti kebiasaan hidup yang baik yang dilakukan oleh seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tatacara hidup yang baik, dan aturan hidup yang baik.Etika, didefinisikan sebagai studi tentang sifat umum ,moral ,dan pilihan-pilihan, moral spesifik , yang harus dibuat sesorang . Etika menyangkut pilihan-pilihan komunikasi sehingga dengan memeriksa dan lebih menyadari nilai- nilai kita sendiri , kita menjadi lebih bertanggung jawab atas kesekuensi tindakan kita.
Kita semua mungkin telah menjadi korban prilaku tidak etis. Meskipun demikian , kita agaknya lebih peka ketika kita menjadi sasaran komunikasi  tidak etis dari pada ketika kita menjadi pelakunya. Kadang- kadang kita sekedar merasa bersikap lugas, padahal orang lain merasa “dimanfaatkan”. Bowie berpendapat bahwa yang menjadi pokok maslah nya adalah “suatu prinsip moral yang mendasar, prinsip penghormatan ,atas orang-orang lain “. [8]
1.      Etika Komunikasi Tatap Muka (komunikasi interpersonal)
Dalam komunikasi tatap muka, orang – orang yang terlibat dalam proses komunikasi saling bertemu. Dengan begitu setiap orang dapat melihat langsung lawan bicaranya, termasuk melihat ekspresi wajah, pancaran mata, serta body language-nya. Pembicaraan dengan komunikasi tatap muka merupakan cara yang paling efektif untuk menyelesaikan sesuatu. Namun agar pembicaraan berlangsung nyaman dan menyenangkan bagi kedua belah pihak, perlu diperhatikan etika komunikasi interpersonal berikut:
·         Bersikap tenang ketika berbicara. Diperbolehkan menggerakkan tangan secara halus untuk menegaskan pembicaraan, namun hindari menggunakan telunjuk untuk menunjuk lawan bicara.
·         Pilih tema pembicaraan yang berguna dan menarik bagi kedua belah pihak. Hindari pembicaraan mengenai hal yang tidak ingin dibicarakan, atau hal yang ingin dilupakan lawan bicara.
·         Hindari menggunjingkan orang lain. Bergosip mungkin menyenangkan, namun hal tersebut merupakan sifat buruk. Membicarakan kekurangan dan kesalahan orang lain, tanpa memperhatikan fakta bahwa diri sendiri ujuga memiliki banyak kekurangan.
·         Hindari memborong semua pembicaraan, beri waktu orang lain berbicara. Ketika orang lain berbicara, maka diamlah. Hargai dan dengarkan apa yang lawan bicara katakan dan jangan memotong ketika mereka berbicara.
·         Atur jarak yang sesuai dengan lawan bicara, sehingga lawan bicara merasa nyaman dan bisa mendengar apa yang anda katakan; begitu juga sebaliknya.
·         Sesuaikan volume suara ketika berbicara. Hindari berteriak keras atau berbisik-bisik, tidak akan menyenangkan untuk pembicaraan yang panjang.
2.      Etika Komunikasi Melalui SMS (komunikasi media massa )
Layanan pesan pendek cukup populer, sebab selain praktis dan harganya lebih murah, juga menghindari pembicaraan panjang yang tidak perlu. Berikut beberapa etika menulis sms:
·         Baca kembali sms yang telah ditulis, untuk menghindari kesalahan.
·         Hindari penggunaan kata-kata kotor.
·         Hindari penggunaan singkatan yang tidak populer, untuk menghindari kesalahan penafsiran.
·         Hindari menggunakan huruf kapital pada seluruh teks, sebab huruf kapital dianggap menandakan kemarahan.
3.      Etika Ketika Merokok
Seperti kita ketahui rokok memberikan dampak buruk bagi kesehatan, tidak etis jika seorang perokok merokok didepan lawan bicara yang tidak merokok, sebab orang tersebut juga akan menerima dampak dari asap rokok yang ditimbulkan. Dalam merokok, perokok harus memperhatikan beberapa etika seperti berikut:
·         Tidak merokok di tempat yang memiliki aturan dilarang merokok.
·         Meminta ijin pada orang didekat anda sebelum merokok.
·         Hindari merokok saat acara makan sedang berlangsung.
·         Sebaikya merokok lah di ruang terbuka.
4.      Etika Komunikasi dalam Percakapan
Dalam melakukan percakapan kita harus memeperhatikan etika agar percakapan berlangsung dengan nyaman dan menarik bagi kedua belah pihak (baca juga: sistem komunikasi interpersonal). Berikut beberapa etika yang dapat diterapkan:
·         Mengangkat topic pembicaraan tentang hal atau isu yang menarik, misalnya kebudayaan, hobi, dkk. Hindari mengangkat topic yang bersifat pribadi atau sensitif.
·         Memiliki rasa humor dan wawasan luas.
·         Mampu menyesuaikan diri.
·         Menjelaskan dengan singkat, padat, dan jelas.
·         Memberikan perhatian penuh pada lawan bicara.
·         Menggunakan bahsa yang dimengerti lawan bicara.
·         Bersikap ramah, dan menunjukkan tingkah laku yang baik.
·         Tenang, dan tidak mudah terpancing emosi.
·         Menyesuaikan volume suara, intonasi, dan kecepatan bicara dengan baik.
·         Tidak memotong pembicaraan. (baca juga: Hambatan-hambatan Komunikasi)
·         Tidak bersikap menggurui, dll.



BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Ruang publik milik bersama  ada keterlibatan pasif (passive engagement) dan aktif (active engagement) dalam pemanfaatan ruang publik. Kedua bentuk pengalaman ini terjadi sebagai akibat adanya proses interaksi tersebut, dimana pengguna ruang publik dapat melakukan interaksi dengan cara yang berbeda. Ruang sebagai wadah harus mampu menyediakan lingkungan yang kondusif bagi terpenuhinya syarat interaksi, yaitu memberi peluang bagi terjadinya kontak dan komunikasi sosial. Interaksi sosial dapat terjadi dalam bentuk aktivitas yang pasif seperti sekedar duduk menikmati suasana atau mengamati situasi dan dapat pula terjadi secara aktif dengan berbincang bersama orang lain membicarakan suatu topik atau bahkan melakukan kegiatan bersama.Komunikasi yang ada diruang publik diantaranya yaitu :
komunikasi kelompok,komunikasi massa,komunikasi interpersonal,komunikasi  intrapersonal, komunikasi non verbal, komunikasi verbal. Dan kita juga harus memiliki etika di dalam ruang lingkup agar interaksi di masyarakat dapat terjalin dengan baik.



DAFTAR PUSTAKA
Hamid. Farid dan Heri Budianto. 2011. Ilmu Komunikasi Sekarang dan Tantangan           Masa Depan.Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Morissan. 2010. Psikologi Komunikasi. Bogor: Ghalia indonesia.
Rakhmat, Jalaluddin. 1996. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tubbs, Stewart L dan Moss Sylvia. 2005. Human Communication. Bandung: PT   Remaja Rosdakarya.
Muhammad Satya Adhitama,Faktor Penentu Setting Fisik Dalam Beraktifitas di    Ruang Terbuka Publik,Jurnal RUS.Vol.11 no.2, Malang 2013.




[1]Muhammad Satya Adhitama,Faktor Penentu Setting Fisik Dalam Beraktifitas di Ruang Terbuka Publik,Jurnal RUS.Vol.11 no.2, Malang 2013.
[2]Stewart L. Tubbs.Human communication. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005) hlm. 111-112.
[3]Jalaludin Rakhmat, Psikologi komunikasi ,(Bandung : PT Remaja Rosdakarya,1996) hlm.141.
[4]Ibid, hal.79-80
[5]Morissan, Psikologi komunikasi (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010 ) hal.221.
[6]Jalaludin Rakhmat, Psikologi komunikasi ,(Bandung : PT Remaja Rosdakarya,1996) hlm.269.
[7]Ibid,hal.287
[8]Stewart L. Tubbs.Human communication. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005) hlm. 268.



Download file di sini

0 komentar:

Posting Komentar

Populer

[PSI B] SENSASI DAN PERSEPSI

BAB I                                                            PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Manusia pada hakekatnya adal...