RUANG PUBLIK DALAM PSIKOLOGI KOMUNIKASI
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah: Psikologi komunikasi
Dosen Pengampu : Ibu Nikmah Rochmawati
Disusun
Oleh :
Mar’ie Muhammad (1607016002)
Muhibatun Ni’ma Umaroh (1607016005)
Inas Alfi Nahdliyah (1607016006)
Aulia Nisa (1607016024)
Muhibatun Ni’ma Umaroh (1607016005)
Inas Alfi Nahdliyah (1607016006)
Aulia Nisa (1607016024)
MAHASISWA
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS
PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
TAHUN
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Psikologi komunikassi merupakan salah
satu cabang dari dua ilmu pengetahuan penting yaitu, ilmu psikologi dan ilmu
komunikasi. Psikologi merupakan ilmu yang telah berkembang sejak lama
,sedangakan komunikasi merupakan cabang ilmu yang relatif baru berkembang salah
satu cabang ilmu psikologi yang membahas bagaimana manusia berinteraksi dengan
msnusia lainnya disebut denga psikologi sosial atau sosiopsikologi.
Sosiopsikologi kemduian di ambil alih menjadi salah satu jabang ilmu komunikasi
dengan nama psikoloho komunikasi.
Ruang publik atau public space adalah
tempat orang berkumpul untuk melakukan aktivitas dengan tujuan dan kepentingan
tertentu serta untuk saling bertemu dan berinteraksi, untuk bersantai ataupun
melakukan aktivitas belanja. Ruang publik selain sebagai obyek persepsi, juga
sebagai ruang tempat berprilaku masyarakat yang beraneka ragam, sebagai tempat
perkembangan ide, pikiran dan artikulasi berbagai kepentingan sehingga timbul
timbal balik terhadap lingkungan. Menurut Carr, et.al ruang publik meliputi
tiga hal, yaitu responsif, demokratis dan bermakna. Responsif yang dimaksud
adalah ruang publik yang memenuhi kebutuhan individu, Demokratis yang
dimaksudkan adalah ruang publik yang dapat memberikan perlindungan terhadap
hak-hak individu, dan Bermakna yang dimaksud adalah ruang publik dapat
memberikan kesempatan bagi individu untuk berhubungan dengan kehidupan pribadinya
dan juga lingkungannya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari ruang publik ?
2. Apa saja bentuk dari ruang publik ?
3. Komunikasi apa saja yang ada di ruang
publik?
4. Bagaimana etika di ruang publik ?
C. TUJUAN
1. Agar dapat memahami pengertian dari
ruang publik.
2. Agar dapat memahami bentuk dari ruang
publik.
3. Agar dapat mengetahui bahwa ada
macam –macam komunikasi yang ada di ruang publik .
4. Agar
dapat menumbuh rasa empati saat berada di ruang publik .
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN RUANG PUBLIK
Ruang publik adalah ruang yang berfungsi
untuk tempat menampung aktivitas
masyarakat,
baik secara individu maupun secara kelompok, dimana bentuk ruang publik ini sangat
tergantung pada pola dan susunan massa bangunan.[1] Ruang
publik milik bersama ada keterlibatan pasif (passive engagement) dan aktif
(active engagement) dalam pemanfaatan ruang publik. Kedua bentuk pengalaman ini
terjadi sebagai akibat adanya proses interaksi tersebut, dimana pengguna ruang
publik dapat melakukaninteraksi dengan cara yang berbeda. Ruang sebagai wadah
harus mampu menyediakan lingkungan yang kondusif bagi terpenuhinya syarat
interaksi, yaitu memberi peluang bagiterjadinya kontak dan komunikasi sosial.
Interaksi sosial dapat terjadi dalam bentuk aktivitasyang pasif seperti sekedar
duduk menikmati suasana atau mengamati situasi dan dapat pulaterjadi secara
aktif dengan berbincang bersama orang lain membicarakan suatu topik ataubahkan
melakukan kegiatan bersama. Setiap ruangpublik memiliki makna sebagai berikut:
sebuah lokasi yang didesain seminimal apapun,memiliki akses yang besar terhadap
lingkungan sekitar, tempat bertemunyamasyarakat/pengguna ruang publik dan
perilaku masyarakat pengguna ruang publik satusama lain mengikuti norma-norma
yang berlaku setempat. Ruang Publik Secara Ideal ,menurut Carr, ruang publik
harus memiliki tiga hal yaitu responsif, demokratis, dan bermakna. Responsif
dalam arti ruang publik adalah ruang yang dapat digunakan untukberbagai
kegiatan dan kepentingan luas yang memiliki fungsi lingkungan hidup.
Artinyaruang publik dapat digunakan oleh masyarakat umum dari berbagai latar
belakang sosial,ekonomi, dan budaya serta akses bagi berbagai kondisi fisik
manusia. Memiliki arti, ruangpublik harus memiliki tautan antara manusia,
ruang, dan dunia luas dengan konteks sosial.
2. BENTUK RUANG PUBLIK
Pada umumnya ruang publik adalah ruang
terbuka yang mampu menampung kebutuhan akan tempat-tempat pertemuan dan
aktivitas bersama di udara terbuka. Ruang ini memungkinkan terjadinya pertemuan
antar manusia untuk saling berinteraksi. Karena pada ruang ini seringkali
timbul berbagai kegiatan bersama, maka ruang-ruang terbuka ini dikategorikan
sebagai ruang umum.
Meskipun
sebagian ahli mengatakan umumnya ruang publik adalah ruang terbuka.
Menurut
sifatnya, ruang publik terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Ruang publik tertutup adalah ruang publik yang terdapat di dalam
suatu bangunan. Keberadaan ruang publik di lokasi studi kualitas ruang belum
presentatif, terlihat komponen pembentuk ruang masih sederhana, lantaipun masih
berupa tanah, tidak berdinding atap dari seng gelombang, struktur bangunan dari
bahan bambu.Bangunan pos kamling (keamanan lingkungan) juga digunakan untuk
ruang publik dan warung-warung makanan di tepi sungai.
b. Ruang publik terbuka, yaitu ruang publik
yang berada di luar bangunan yang sering juga disebut ruang terbuka (open
space). Ruang publik yang terdapat di
tempat umun diantaranya yaitu : terdapat
di gang/loronglorong didepan antara dua bangunan rumah warga yang saling
berhadapan dengan tatanan bangunan ber deret memanjang, teras rumah, sedangkan
ruang publik yang berada ditepi sungairuang publik ini digunakan untuk
aktivitas warga.
Pembentukan ruang
rublik:
Suatu bentuk dari ruang fisik atau suatu
set dari hubungan-hubungan yang menempati ruangdan menegaskan suatu komunitas .Berhubungan
dengan bagian-bagian pada lingkungan alami dan binaan, publik dan
privat,internal dan eksternal, perkotaan dan pedesaan, di mana masyarakat umum
mendapatkanakses secara bebas. Berdasarkan proses pembentukannya, membagi ruang
publik menjadi:
a. Ruang publik metafora (Metaphorical
Publik Space):
Dalam ilmu bahasa,
metafora dapat berarti ungkapan atau gaya bahasa (majas) menggunakan kiasan
dengan membandingkan sesuatu dengan hal lain (analogi). Terjadi pergeseran
maknaatas objek atau kalimat yang mendapat majas. Misalnya, engkau adalah
JANTUNG HATIKU, Jantung Hati mengandung makna seseorang yang sangat berarti,
bukan jantunghati secara harfiah.Ruang dimaknai tidak menurut perwujudan fisik
atau fungsi, tetapi bagaimana peranan ruang tersebut. Ruang berperan untuk
mewadahi isinya yaitu hubugan antar manusia. Ruangterbentuknya dalam konteks
sosial yaitu dari proses komunikasi antar manusia. Sebagai contoh: arak-arakan
dijalan raya cenderung mendiskriinasikan orang untuk keluar darizona publik.
b. Ruang publik harfiah (Literal Publik Space)
Ruang dimaknai secara
langsung sesuai sifat fungsional dan pelingkupan fisiknya. Ruang publik di pandang
tidak terbentuk dari aktivitas atau proses komunikasi, tetapi berdasarkan
adanya kasus. Untuk itu diperlukan pemahaman menganai tipologi ruangmenurut
fungsi dan bentuk ruang dan aksesibilitas perlu diteliti lebih lanjut. Bentuk
ruang dan aksessibilitas kemudian dapat mengembangkan atau menurunkan sifat
publik suaturuang.
Peranan Ruang Publik di
berbagai bidang :
a.
Ekonomi:memberi nilai yang
positif pada nilai properti, Mendorong performa ekonomi regional, Dapat menjadi
bisnis yang baik.
b.
Kesehatan: mendorong
masyarakat untuk aktif melakukan gerakan fisik, menyediakan ruang
informasi dan formal bagi kegiatan
olahraga, mengurangi stres.
c.
Sosial:menyediakan
ruang bagi interaksi dan pembelajaran sosial pada segala usia, mengurangi
resiko terjadinya kejahatan dan sikap anti-sosial, mengurangi dominasi
kendaraan bermotor sehingga angka kecelakaan berkurangMendorong dan
meningkatkan kehidupan berkomunitas, mendorong terjadinya interaksi antarbudaya.
d.
Lingkungan:mendorong
terwujudya transportasi berkelanjutan, meningkatkan kualitas udara,mengurangi
efek populasi, menciptakan kesempatan untuk berkembangnya keanekaragaman
hayati.
3. KOMUNIKASI DI RUANG PUBLIK
Interaksi dua orang akan menjadi begitu
dekat dan menghasilkan komunikasi seimbang antara kedua komunikator. Secara
teoritis setiap orang bertanggung jawab atas separuh dari penyampaian pesan
verbal dan nonverbal, masing-masing merupakan pembicara dan pendengar. Dalam
komunikasi publik, satu orang ditunjuk sebagai pembicara dan yang lainnya
sebagai pendengar yang merupakan peranan pelengkap atau khalayak pendengar.
Para peserta tetap bertatap muka dan tetap mengirim dan menerima rangsangan
komunikatif. Setiap orang yang pernah berbicara didepan khalayak yang
anggota-anggotanya sedang membaca, tidur atau melakukan hal lain yang
menunjukkan kurang perhatian tetap dianggap bahwa disitu terjadi pengiriman dan
penerimaan pesan. Tetapi, kesimbangan pengiriman pesan sangat timpang,
pembicara memprakarsai sebagian besar pesan verbal dan hadirin sering mengirim
pesan nonverbal (tepuk tangan, tertawa, suitan, dsb). Mereka umumnya tidak
diharapkan menyumbangkan pesan verbal kecuali pada periode tanya jawab setelah
pidato.Secara garis besar, ada tiga aspek pengalaman komunikasi publik :
a. Komunikasi publik cenderung terjadi
ditempat-tempat yang biasanya dianggap sebagai tempat publik (auditorium,
kelas, dll).
b. Pembicaraan publik lebih mengemukakan
masalah sosial daripada kesempatan mengemukakan masalah-masalah informal dan
tidak terstruktur.
c. Komunikasi publik melibatkan norma
prilaku yang relatif jelas.[2]
Komunikasi
yang ada diruang publik diantaranya yaitu :
1. komunikasi kelompok : interaksi yang berlangsung antara beberapa
orang dalam suatu kelompok kecil seperti dalam rapat,peretmuan,konverensi dan
sebagainya yang berinteraksi secara tatap muka dengan tujuan yang telah diketahui.Tidak
setiap himpunan orang disebut kelompok .Orang-orang yang berkumpul di terminal
bus ,yang antri didepan loket bioskop, yang berbelanja di pasar bukan merupakan
suatu kelompok.[3]
2. Komunikasi interpersonal: mengaharuskan
pelaku untuk bertatap muka antara dua orang atau lebih dengan membawakan pesan
verbal maupun nonverbal sehingga masing- masing bisa memahami satu sama lain
dan berinteraksi secara efektif. Pada komunikasi interpersonal memandang diri
andai dan bagaimana orang lain memandang diri
anda sendiri juga.Konsep diri erat kaitannya dengan proses hubungan
interpersonal yang vital bagi perkembangan kepribadian.[4]
3. Komunikasi
intrapersonal: Mengunakan bahasa atau pikiran yang terjadi didalam diri
komunikator sendiri antara diri sendiri dengan suatu subjek yang tidak nampak
4. Komunikasi
massa: proses dimana organisasi media membuat dan menyebarkan pesan kepada
khalayak banyak atau publik .Komunikasi massa menjelaskan fenomena media masa
sebagai suatu proses yaitu bagaimana proses berjalannya pesan , efek pesan
kepada penerima dan upan balik yang diberikan.[5]
5. Komunikasi
verbal: bentuk komunikasi yang disampaikan komunikan dengan cara tertulis atau
lisan ,dengan menugnakan bahasa formal atau informal untuk mengunggkapkan suatu
gagasan.[6]
6. Komunikasi non verbal: melalui
komunikasi non verbal orang bisa mengambil suatu kesinmpulan mengenai suatu
ksimpulan tentang berbagai macam perasaaan orang. Tepuk tangan ,pelukan ,
usapan ,duduk, berdiri tegak ,ekpresi wajah dan lain- lain merupakan pesan non
veral yang menerjemahkan gagasan, keinginan atau maksud yang terkandung dalam
hati kita.[7]
4. ETIKA DI RUANG PUBLIK
Etika itu sendiri berasal dari kata
yunani 'ethos yang berarti adat istiadat. Etika itu berarti kebiasaan hidup
yang baik yang dilakukan oleh seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Etika
berkaitan dengan nilai-nilai, tatacara hidup yang baik, dan aturan hidup yang
baik.Etika, didefinisikan sebagai studi tentang sifat umum ,moral ,dan
pilihan-pilihan, moral spesifik , yang harus dibuat sesorang . Etika menyangkut
pilihan-pilihan komunikasi sehingga dengan memeriksa dan lebih menyadari nilai-
nilai kita sendiri , kita menjadi lebih bertanggung jawab atas kesekuensi
tindakan kita.
Kita
semua mungkin telah menjadi korban prilaku tidak etis. Meskipun demikian , kita
agaknya lebih peka ketika kita menjadi sasaran komunikasi tidak etis dari pada ketika kita menjadi
pelakunya. Kadang- kadang kita sekedar merasa bersikap lugas, padahal orang
lain merasa “dimanfaatkan”. Bowie berpendapat bahwa yang menjadi pokok maslah nya
adalah “suatu prinsip moral yang mendasar, prinsip penghormatan ,atas
orang-orang lain “. [8]
1. Etika Komunikasi Tatap Muka (komunikasi
interpersonal)
Dalam komunikasi tatap
muka, orang – orang yang terlibat dalam proses komunikasi saling bertemu.
Dengan begitu setiap orang dapat melihat langsung lawan bicaranya, termasuk
melihat ekspresi wajah, pancaran mata, serta body language-nya. Pembicaraan
dengan komunikasi tatap muka merupakan cara yang paling efektif untuk
menyelesaikan sesuatu. Namun agar pembicaraan berlangsung nyaman dan
menyenangkan bagi kedua belah pihak, perlu diperhatikan etika komunikasi
interpersonal berikut:
·
Bersikap
tenang ketika berbicara. Diperbolehkan menggerakkan tangan secara halus untuk
menegaskan pembicaraan, namun hindari menggunakan telunjuk untuk menunjuk lawan
bicara.
·
Pilih
tema pembicaraan yang berguna dan menarik bagi kedua belah pihak. Hindari
pembicaraan mengenai hal yang tidak ingin dibicarakan, atau hal yang ingin
dilupakan lawan bicara.
·
Hindari
menggunjingkan orang lain. Bergosip mungkin menyenangkan, namun hal tersebut
merupakan sifat buruk. Membicarakan kekurangan dan kesalahan orang lain, tanpa
memperhatikan fakta bahwa diri sendiri ujuga memiliki banyak kekurangan.
·
Hindari
memborong semua pembicaraan, beri waktu orang lain berbicara. Ketika orang lain
berbicara, maka diamlah. Hargai dan dengarkan apa yang lawan bicara katakan dan
jangan memotong ketika mereka berbicara.
·
Atur
jarak yang sesuai dengan lawan bicara, sehingga lawan bicara merasa nyaman dan
bisa mendengar apa yang anda katakan; begitu juga sebaliknya.
·
Sesuaikan
volume suara ketika berbicara. Hindari berteriak keras atau berbisik-bisik,
tidak akan menyenangkan untuk pembicaraan yang panjang.
2. Etika Komunikasi Melalui SMS (komunikasi
media massa )
Layanan pesan pendek
cukup populer, sebab selain praktis dan harganya lebih murah, juga menghindari
pembicaraan panjang yang tidak perlu. Berikut beberapa etika menulis sms:
·
Baca
kembali sms yang telah ditulis, untuk menghindari kesalahan.
·
Hindari
penggunaan kata-kata kotor.
·
Hindari
penggunaan singkatan yang tidak populer, untuk menghindari kesalahan
penafsiran.
·
Hindari
menggunakan huruf kapital pada seluruh teks, sebab huruf kapital dianggap
menandakan kemarahan.
3. Etika Ketika Merokok
Seperti kita ketahui
rokok memberikan dampak buruk bagi kesehatan, tidak etis jika seorang perokok
merokok didepan lawan bicara yang tidak merokok, sebab orang tersebut juga akan
menerima dampak dari asap rokok yang ditimbulkan. Dalam merokok, perokok harus
memperhatikan beberapa etika seperti berikut:
·
Tidak
merokok di tempat yang memiliki aturan dilarang merokok.
·
Meminta
ijin pada orang didekat anda sebelum merokok.
·
Hindari
merokok saat acara makan sedang berlangsung.
·
Sebaikya
merokok lah di ruang terbuka.
4. Etika Komunikasi dalam Percakapan
Dalam melakukan
percakapan kita harus memeperhatikan etika agar percakapan berlangsung dengan
nyaman dan menarik bagi kedua belah pihak (baca juga: sistem komunikasi
interpersonal). Berikut beberapa etika yang dapat diterapkan:
·
Mengangkat
topic pembicaraan tentang hal atau isu yang menarik, misalnya kebudayaan, hobi,
dkk. Hindari mengangkat topic yang bersifat pribadi atau sensitif.
·
Memiliki
rasa humor dan wawasan luas.
·
Mampu
menyesuaikan diri.
·
Menjelaskan
dengan singkat, padat, dan jelas.
·
Memberikan
perhatian penuh pada lawan bicara.
·
Menggunakan
bahsa yang dimengerti lawan bicara.
·
Bersikap
ramah, dan menunjukkan tingkah laku yang baik.
·
Tenang,
dan tidak mudah terpancing emosi.
·
Menyesuaikan
volume suara, intonasi, dan kecepatan bicara dengan baik.
·
Tidak
memotong pembicaraan. (baca juga: Hambatan-hambatan Komunikasi)
·
Tidak
bersikap menggurui, dll.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ruang
publik milik bersama ada keterlibatan
pasif (passive engagement) dan aktif (active engagement) dalam pemanfaatan
ruang publik. Kedua bentuk pengalaman ini terjadi sebagai akibat adanya proses
interaksi tersebut, dimana pengguna ruang publik dapat melakukan interaksi
dengan cara yang berbeda. Ruang sebagai wadah harus mampu menyediakan
lingkungan yang kondusif bagi terpenuhinya syarat interaksi, yaitu memberi
peluang bagi terjadinya kontak dan komunikasi sosial. Interaksi sosial dapat
terjadi dalam bentuk aktivitas yang pasif seperti sekedar duduk menikmati
suasana atau mengamati situasi dan dapat pula terjadi secara aktif dengan berbincang
bersama orang lain membicarakan suatu topik atau bahkan melakukan kegiatan
bersama.Komunikasi yang ada diruang publik diantaranya yaitu :
komunikasi
kelompok,komunikasi massa,komunikasi interpersonal,komunikasi intrapersonal, komunikasi non verbal,
komunikasi verbal. Dan kita juga harus memiliki etika di dalam ruang lingkup
agar interaksi di masyarakat dapat terjalin dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Hamid.
Farid dan Heri Budianto. 2011. Ilmu
Komunikasi Sekarang dan Tantangan Masa
Depan.Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Morissan.
2010. Psikologi Komunikasi. Bogor:
Ghalia indonesia.
Rakhmat,
Jalaluddin. 1996. Psikologi Komunikasi.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tubbs,
Stewart L dan Moss Sylvia. 2005. Human
Communication. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muhammad
Satya Adhitama,Faktor Penentu Setting Fisik Dalam Beraktifitas di Ruang Terbuka Publik,Jurnal RUS.Vol.11 no.2,
Malang 2013.
[1]Muhammad Satya Adhitama,Faktor
Penentu Setting Fisik Dalam Beraktifitas di Ruang Terbuka Publik,Jurnal RUS.Vol.11
no.2, Malang 2013.
[2]Stewart L. Tubbs.Human
communication. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005) hlm. 111-112.
[3]Jalaludin Rakhmat, Psikologi komunikasi
,(Bandung : PT Remaja Rosdakarya,1996) hlm.141.
[4]Ibid, hal.79-80
[5]Morissan, Psikologi komunikasi
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2010 ) hal.221.
[6]Jalaludin Rakhmat, Psikologi
komunikasi ,(Bandung : PT Remaja Rosdakarya,1996) hlm.269.
[7]Ibid,hal.287
0 komentar:
Posting Komentar