MAKALAH
MEMORI DAN BERPIKIR
Mata Kuliah : Psikologi Komunikasi
Dosen pengampu : Rachmawati, S.psi, M.si
Disusun Oleh:
1.
Mauzulina Athi’ul Khasanah (1607016025)
2.
Sri Luluk Setiyowati (1607016035)
3.
Aji Prasetiyo (1607016041)
4.
Fariz Aqil Zuam (1607016044)
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN
KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
WALISONGO SEMARANG
2017
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Psikologi berhubungan dengan proses mental dan perilaku manusia.
Proses mental mengacu pada kognisi dan afeksi, sedangkan perilaku atau tindakan
adalah apa saja yang dilakukan oleh manusia, termasuk dalam bentuk komunikasi
Sebagaimana telah diterangkan pada pembahasan sebelumnya
mengenai system komunikasi intrapersonal, bahwa untuk memahami apa yang terjadi
ketika orang saling berkomunikasi, maka seseorang perlu untuk mengenal diri
mereka sendiri dan orang lain.
Proses
pengeloalaan informasi dalam komunikasi intrapersonal melalui beberapa tahapan
yakni sensasi, persepsi, memori, dan berpikir. Tahapan-tahapan tersebut
termasuk dalam proses kognisi yang terjadi dalam psikologi manusia. Proses
didapatkannya suatu memori terjadi ketika proses sensasi dan pengolahannya
menjadi suatu persepsi telah berlangsung di dalam otak manusia. Dalam
komunikasi, memori memegang peranan penting dalam mempengaruhi persepsi maupun
cara berpikir. Dalam makalah ini, akan dijelaskan pula mengenai kepribadian
manusia. Pembahasan kepribadian manusia disini menyangkut karakteristik dari
tingkah laku seseorang dan erat kaitannya dengan proses komunikasi.
Konsep
dalam proses komunikasi salah satunya ialah berpikir, berpikir terkait dengan
aktivitas akal sebagai anugerah terbesar bagi manusia.
1.2 RumusanMasalah
1. Apa saja jenis-jenis
memori ?
2. Bagaimana mekanisme memori ?
3. Apakah berpikir itu ?
4. Bagaimana proses orang berpikir ?
5. Bagaimana memecahkan persoalan (Problem Solving) ?
6. Bagaimana penarikan
kesimpulan ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 A. MEMORI
Menurut Schlessinger dan Groves (1976;
352), memori adalah sistem yang sangat berstruktur, yang menyebabkan organism
sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk
membimbing perilakunya. Setiap saat stimuli mengenai indera kita, setiap saat
pula stimuli itu direkam secara sadar atau tidak sadar.
Kemampuan
rata-rata memori manusia untuk menyimpan memori menurut John Griffith, ahli
matematika “ menyebutkan angka 1011 (seratus triliun) bit. Menurut John von
Neumann, ahli teori informasi, menghitungnya sampai 2.8 × 1020 (280 kuintilliun) bit. Sedangkan
menurut Asimov menerangkan bahwa otak manusia selama hidupnya sanggup menyimpan
sampai satu kuidriliun bit informasi.
Secara
singkat, memori melewati tiga proses : perekaman, penyimpanan, dan pemanggilan.
1) Perekaman
(Encoding)
Pencatatan informasi melalui reseptor
indera dan sirkit saraf internal.
2) Penyimpanan
(Storage)
Proses yang kedua, menentukan berapa lama informasi itu berada berserta
kita, dalam bentuk apa dan dimana. Penyimpanan bisa aktif atau pasif. Ketika
menyimpan secara aktif, maka kita menambahkan informasi tambahan. Kita mengisi
informasi yang tidak lengkap dengan kesimpulan kita sendiri (inilah yang
menyebabkan desas-desus menyebar lebih banyak dari volume yang asal) Sedangkan
secara pasif terjadi tanpa penambahan.
3) Pemanggilan
(Retrieval)
Dalam kehidupan sehari-hari, mengingat kembali adalah menggunakan informasi
yang disimpan (Mussen dan Rosenzweig, 1973 : 499 .
B.
Jenis jenis memori
1. Pengingatan
(recall) pengingatan adalah proses aktif untuk menghasilkan kembali fakta dan
informasi secara verbatim (kata demi kata), tanpa petunjuk yang jelas.
2. Pengenalan (recognition) agak sukar untuk
mengingat kembali sejumlah fakta, lebih mudah mengenalinya kembali. Misalnya pilihan
berganda (multiple-choice) dalam tes objektif menuntut pengenalan, bukan
pengingatan.
3. Belajar
lagi (relearning) mempelajari yang sudah pernah dipelajari akan lebih cepat
diterima oleh memori. Misalnya anak yang disuruh menghafal kutipan dengan
membaca teks dengan menghafal kutipan yang didengar
4. Redintegrasi
(redintegration) Merekontruksi masa lalu dengan satu petunjuk memori kecil. Petunjuk memori (memory cues) mungkin
berupa bau, warna, dan tempat. Inilah yang menyebabkan anda tiba-tiba merasa
sedih ketika mencium bau parfum Drakkar, karena mengingatkan anda pada pacar
yang meninggalkan anda.[1]
Teknik peta
konsep dapat membantu siswa yang memiliki kemampuan memori rendah maupun yang
memiliki aktivitas belajar rendah dalam membangun pengetahuannya. Sehingga
dapat membantu meningkatkan prestasi siswa terutama aspek kognitif serta
membuat belajar lebih bermakna[2].
Sedangkan melatih ingatan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah
satu media yang dapat membantu untuk meningkatkan daya ingat adalah dengan
membuat sebuah catatan, sikap perilaku mencatat dapat digunakan untuk memprediksi sikap kemampuan
memori seperti yang dikatakan dalam artikel (rahasia kebiasaan daya
ingat kuat para jenius), penelitian dilakukan terhadap 29.500 individu yang
memiliki daya tahan ingat kuat. Penelitian yang dilakukan oleh (Rostikawati,
2009) menyatakan salah satu usaha untuk meningkatkan daya ingat adalah dengan
melakukan pencatatan pada saat mengikuti proses pembelajaran disekolah.[3]
C.MEKANISME MEMORI
1) Teory Aus (Disuse Theory)
Menurut teori ini, memori hilang atau memudar karena waktu. William James, juga Benton J.Underwood membuktikan dengan eksperimen, bahwa “the more memorizing one does, the poorer one’s ability to memorzize” ---makin sering mengingat makin jelek kemampuan mengingat (Hunt, 1982: 94).
Menurut teori ini, memori hilang atau memudar karena waktu. William James, juga Benton J.Underwood membuktikan dengan eksperimen, bahwa “the more memorizing one does, the poorer one’s ability to memorzize” ---makin sering mengingat makin jelek kemampuan mengingat (Hunt, 1982: 94).
2) Teori Interferensi (Interference Theory)
Menurut teori ini, memori merupakan meja lilin atau kanvas. Pengalaman adalah lukisan pada meja lilin atau kanvas itu. Jika misalnya dalam kanvas itu terekam hukum relativitas dan segera setelah itu Anda mencoba merekam hukum medan gabungan , Yang kedua akan menyebabkan terhapusnya rekaman yang pertama atau mengaburkannya. Ini disebut interferensi.
Menurut teori ini, memori merupakan meja lilin atau kanvas. Pengalaman adalah lukisan pada meja lilin atau kanvas itu. Jika misalnya dalam kanvas itu terekam hukum relativitas dan segera setelah itu Anda mencoba merekam hukum medan gabungan , Yang kedua akan menyebabkan terhapusnya rekaman yang pertama atau mengaburkannya. Ini disebut interferensi.
3) Teori Pengolahan Informasi (Information
Theory)
Secara singkat, teori ini menyatakan bahwa informasi mula-mula disimpan pada sensory storage (gudang inderawi), kemudian masuk short-term memory (STM, memori jangka pendek); lalu dilupakan atau dikoding untuk dimasukkan ke dalam long-term memory (LTM, memory jangka panjang).
Sensory storage lebih merupakan proses perseptual daripada memori. Ada dua macam memori: memori ikonis untuk materi yang kita peroleh secara visual, dan memori ekosis untuk materi yang masuk secara auditif (melalui pendengaran). Sensory storage menyebabkan kita melihat rangkaian gambar seperti bergerak, ketika kita menonton film. [4]
Secara singkat, teori ini menyatakan bahwa informasi mula-mula disimpan pada sensory storage (gudang inderawi), kemudian masuk short-term memory (STM, memori jangka pendek); lalu dilupakan atau dikoding untuk dimasukkan ke dalam long-term memory (LTM, memory jangka panjang).
Sensory storage lebih merupakan proses perseptual daripada memori. Ada dua macam memori: memori ikonis untuk materi yang kita peroleh secara visual, dan memori ekosis untuk materi yang masuk secara auditif (melalui pendengaran). Sensory storage menyebabkan kita melihat rangkaian gambar seperti bergerak, ketika kita menonton film. [4]
D. Pengertian Berpikir
Berfikir
adalah aktivitas mental, aktivitas kognitif yang berujud mengolah atau
memanipulasi informasi dari lingkungan dengan simbol-simbol atau materi-materi
yang disimpan dalam ingatanya khususnya dalam longtime memory.[5] Siswa
mengaitkan pengertian ssatu ke pengrtian lain serta kemungkinan-kemungkinan
yang ada sehingga mendapatkan pemecah masalahnya. Namun demikian pengertian
tersebut bukanlah satu-satunya pengertian mengenai berpikir. Terdapat beberapa
pendapat dari sudut pandang yang berbeda
a. Behaviorisme dan fungsionalisme :
behaviorisme dan fungsionalisme
memandang berfikir itu sebagai penguatan antara stimulus dan respon
b. Assosiasionis
:
Assoisisionis
memandang berpikir hanya sebagai asosiasi antara tanggapan atau bayangan satu
dengan yang lainya yang saling kait mengait.
c. Anita Taylor
Berpikir
pada dasarnya adalah proses memahami realita atau menarik kesimpulan. [6]
Salah satu sifat dari berfikir
adalah goal directed yaitu berpikir tentang sesuatu, untuk memperoleh pemecahan
masalah atau mendapatkan sesuatu yang baru. Berfikir juga dapat dipandang
sebagai pemrosesan informasi dari stimulus yang ada, sampai pemecahan masalah
atau goal state.
E.Proses Berpikir
Simbol-simbol yang digunakan untuk
berfikir pada umumnya berupa kata-kata atau bahasa, karena itu sering
dikemukakan bahwa bahasa dan berfikir mempunyai kaitan yang erat Dengan bahasa
manusia dapat menciptakan ratusan, ribuan simbol-simbol yang memungkinkan
manusia dapat berppikir begitu sempurna apabila dibandingkan dengan makhluk
lain. Sekalipun bahasa merupakan alat yang cukup ampuh dalam proses berfikir,
sebab masih ada lagi yang dapat digunakan yaitu bayangan atau gambaran.
Walaupun berpikir dapat menggunakan
gambaran-gambaran atau bayangan-bayangan atau image, namun sebagaian terbesar
dalam berpikir orang menggunakan bahasa atau verbal, yaitu berpikir dengan
menggunakan simbol-simbol bahasa dengan segala ketentuan-ketentuanya. Karena
bahasa merupakan alat yang penting dalam berpilkir, maka seing dikemukakan bila
seseorang itu berpikir, orang itu bicara dengan dirinya sendiri.
F. Problem Solving
Secara umum dapat dikemukakan bahwa
problem itu timbul apabila ada perbedaan atau konflik antara keadaan satu
dengan yang lain dalam rangka untuk mencapai tujuan. Dengan demikian dapat
dikemukakan bahwa dalam problem solving itu adalah directed, yang mencari
pemecahan dan dipacu untuk mencapai pemecahan tersebut.
Dalam pemecahan masalah terdapat
perbedaan dalam langkah-langkah yang diambil dari individu satu dengan individu
yang lain. Namun dalam masalah berpikir rang akan dapat menemukan sesuatu yang
baru, yang sebelumnya mungkin belum dapat. Hal ini dapat dijumpai missalnya dalam
diri seseorang menulis cerita, ataupun pada seseorang ilmuwan, ataupun pada
bidang-bidang lain, ini yang berkaitan dengan berfikir kreatif. Dengan kreatif
orang menciptakan sesuatu yang baru, timbulnya atau munculnya hal baru tersebut
secara tiba-tiba.[7] Thomas Edison, sebagai
pemikir kreatif dari Amerika Serikat pernah menyatakan bahwa kreativitas itu
sendiri terdiri atas 1% inspirasi dan 99% usaha atau kerja keras untuk
mewujudkan gagasan tersebut. Berpikir kritis akan melibatakan sebuah
kreativitas dari seseorang. Kreativitas (creativity) adalah karakter
seseorang yang mengacu kepada kemampuan berpikir sesuatu yang baru yang tidak
biasa serta menghasilkan pemecahan masalah yang tidak biasa pula. Adapun ciri
orang kreatif adalah berpikir divergen (divergen thinking) yaitu
menghasilkan banyak jawaban dari suatu pernyataan yang sama. Sedangkan
sebaliknya adalah berpikir konvergen yaitu hanya menghasilkan satu jawaban dari
sebuah pertanyaan.[8] Dapat disimpulkan bahwa
orang yang berpikir kreatif memiliki beberapa ciri, sebagai berikut :
·
Pola berpikir
divergen.
·
Berpikir fleksibel
dan suka bermain dengan pikiran.
·
Memiliki motivasi
internal.
·
Ada keinginan untuk
menghadapi resiko.
·
Penilaian ojektif
dari suatu karya.
Proses
berpikir kreatif akan melibatkan tahapan-tahapan yang menggiringnya menuju
kepada pemecahan yang efektif, yaitu :
v Persiapan
v Inkubasi
v Pencerahan (insight)
v Evaluasi
v Elaborasi.
Pengambilan keputusan akan
dipenagruhi oleh faktor kognisi, motif, dan sikap. Dalam memecahkan masalah,
biasanya kita berbuat sesuai dengan kebiasaan[9].
Ada lima tahap dalam proses memecahkan persoalan :
a.
Terjadinya peristiwa tertentu yang merupakan masalah
b.
Anda menggali untuk mengetahui cara-cara efektif
c.
Anda mencoba untuk menggali kemungkinana pemecahan yang pernah diingat dan
pernah didengar..
d. Anda
memulai menggunakan lambang verbal atau grafis untuk memecahkan masalah.
e.
terlintas dalam benak, pemecahan masalah.
G. Penarikan
Kesimpulan
Tujuan berfikir adalah mencari
pemecahan masalah yang dihadapi. Berdasarkan data yang ada maka ditariklah
kesimpulan sebagai pendapat yang akhir atas data atau pendapat-pendapat yang
mendahului. Dalam penarikan kesimpulan orang dapat menempuh bermacam-macam cara
yaitu ;
a. Kesimpulan yang ditarik atas
dasar analogi
Kesimpulan
yang ditarik atas dasar adanya kesamaan dari suatu keadaan atau peristiwa
dengan keadaan atau peristiwa yang lain dilihat dari jalanya berfikir.
b. Kesimpulan yang ditarik atas
dasar cara induktif
Kesimpulan yang ditarik secara induktif, yaitu kesimpulan
yang dari peristiwa menuju ke hal yang khusus menuju ke hal yang bersifat umum.
c.
Kesimpulan yang ditarik atas dasar cara dekdutif
Kesimpulan
yang ditarik atas dasar dari hal yang umum ke hal yang bersifat khusus
atauperistiwa. Salah satu bentuk penarikan kesimpulan secara dekdutif ialah
dengan silogisme. Penarikan kesimpulan yang tidak langsung, yaitu menggunakan
perantara. Dalam silogisme yang dijadikan perantara adalah term tengah.
Pendapat yang yang satu dibandingkan yang lain dengan perantara pendapat tengah.
PENUTUP
3.3 KESIMPULAN
Memori adalah sistem
yang sangat berstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta
tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya.”
tiga proses memori diantaranya: perekaman
(encoding) pencatatan informasi melalui reseptor indera dan sirkit saraf
internal, kemudian penyimpanan (storage) yaitu menentukan berapa lama informasi
itu berada beserta kita, dalam bentuk apa, dan dimana. Dan yang terakhir pemanggilan
(retrieval) dalam bahasa sehari-hari, mengingat lagi, adalah menggunakan
informasi yang disimpan.
Memori mempunyai peran
besar dalam komunikasi intrapersonal yang mempengaruhi baik persepsi, maupun
cara berpikir seseorang. Kepribadian yang terbentuk dalam diri seseorang
mempengaruhi emosi, cara berpikir dan cara bergaulnya. Dengan memahami
karakter/kepribadian dalam diri sendiri (komunikasi intrapersonal), komunikasi
yang kita lakukan dengan orang lain akan berjalan efektif.
Sedangkan berpikir
ialah berkembangnya ide dan konsep di dalam diri seseorang.
Berpikir realistic disebut juga nalar (reasoning ), yakni berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata.
Berpikir realistic disebut juga nalar (reasoning ), yakni berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata.
3.4 KRITIK DAN SARAN
Demikian makalah mengenai
memory dan berpikir ini yang dapat pemakalah paparkan.. Pemakalah menyadari
masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Demi kesempurnaan makalah ini
dan berikutnya, pemakalah mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca. Semoga makalah ini memeberikan manfaat bagi pembaca dan juga pemakalah
khususnya.
DAFTAR PUSTAKA
Rakhmat,jalaludin. 2001. Psikologi
komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suciati.
2015. Psikologi Komunikasi. Yogyakarta:
Buku Litera Yogyakarta.
Walgito,
Bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: C.V Andi Offset
Toenas Setyo Joeli Indahwati, dkk. 2012. Penerapan model inquiry training melalui teknik peta konsep dan teknik
puzzle ditinjau dari tingkat keberagaman aktivitas belajar dan kemampuan memori.
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Vol 1, No 3, (hal 258-265). Diakses
pada 04-10-2017.
Ida Ayu
Gede Bintang Praba Dewi dan Komang Rahayu Indrawati. 2014. Perilaku Mencatat dan
Kemampuan Memori pada Proses Belajar: Universitas Udayana.Vol.1, No. 2, 241-250. Diakses pada 04-10-2017.
.
[1]
Jalaludin Rakhmat. Psikologi
komunikasi. (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2001).hlm 64
[2]
Toenas Setyo Joeli Indahwati, dkk. Penerapan model inquiry training melalui
teknik peta konsep dan teknik puzzle ditinjau dari tingkat keberagaman
aktivitas belajar dan kemampuan memori. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Vol
1, No 3, 2012 (hal 258-265). Diakses pada 04-10-2017.
[3] Ida Ayu Gede Bintang Praba Dewi dan Komang
Rahayu Indrawati. 2014. Program Studi
Psikologi, Fakultas Kedokteran : Universitas Udayana., Vol. 1, No. 2,
241-250. Diakses pada 04-10-2017.
[4]
Jalaludin Rakhmat. Psikologi komunikasi. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001).hlm
65-66
[5]
. Bimo Walgito. Pengantar
Psikologi Umum.( Yogyakarta:Penerbit Andi, 2010). Hlm 194
[6]
. Suciati. Psikologi Komunikasi. Buku
Litera: jogjakarta (2015). Hlm .107
0 komentar:
Posting Komentar