“KREATIVITAS”
Disusun Guna
Memenuhi:
Mata
Kuliah : Psikologi Pendidikan
Dosen
Pengampu : Bu Rahma
Disusun oleh:
Farida Rizqi Amalia (1607016004)
Roihatul Jannah (1607016007)
Fitria Alfa Farah (1607016032
)
Psikologi
3A
Jurusan
Psikologi
Fakultas
Psikologi dan Kesehatan
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) WALISONGO SEMARANG
2017
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LatarBelakang
Psikologi
pendidikan adalah ilmu yang membahas tentang segi-segi psikologi dalam lapangan
pendidikan. Dari sudut tingkah laku dan perbuatan manusia dalam segala macam
situasi, maka psikologi pendidikan adalah studi ilmiah mengenai tingkah laku
individu dalam situasi pendidikan.
Situasi pendidikan
ini lah yang tidak akan jauh dari tuntutan kreativitas karna kreativitas
merupakan suatu tuntutan pendidikan dan kehidupan yang sangat penting pada saat
ini. Kreativitas akan menghasilkan berbagai inovasi dan perkembangan baru dalam
suatu kehidupan.
Maka dari itu
dalam psikologi pendidikan juga membahas tentang kreativitas karna kreativitas
juga termasuk kedalam sudut tingkah laku dan perbuatan manusia dalam proses
belajar atau dalam suatu pendidikan. Namun kreativitas itu sendiri adalah hasil dari proses interaksi antara individu
dan lingkungannya. Seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan
dimana ia berada, dengan demikian baik perubahan didalam individu maupun
didalam lingkungan dapat menunjang atau dapat menghambat upaya kreatif.
Implikasinya adalah bahwa kemampuan kreatif dapat ditingkatkan melalui
pendidikan. Mengingat bahwa kreativitas merupakan bakat yang secara potensial
dimiliki oleh setiap orang, yang dapat ditemukenali (diidentisifikasi) dan
dipupuk melalui pendidikan yang tepat, salah satu masalah yang kritis adalah
bagaimana dapat menemukenali potensi kreatif siswa dan bagaimana dapat
mengembangkannya melalui pengalaman pendidikan.
Untuk itu makalah
kali ini akan membahas tentang kreativitas dalam psikologi pendidikan agar
dapat memehami pentingnya kreativitas.
B.
RumusanMasalah
1.
Apa itu kreativitas ?
2.
Bagaimana
Perkembangan kreativitas ?
3.
Bagaimana
Tahap-tahap kreativitas ?
4.
Bagaimana
ciri-ciri kreativitas ?
5.
Faktor apa
saja yang mendorong perkembangan
kreativitas ?
6. Upaya apa yang dapat membantu mendorong berkembangnya
kreativitas ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kreativitas
Kreatifitas adalah
hasil dari proses interaksi antara individu dan lingkungannya. Seseorang
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada, dengan demikian
baik perubahan didalam individu maupun didalam lingkungan dapat menunjang atau
dapat menghambat upaya kreatif. Implikasinya adalah bahwa kemampuan kreatif
dapat ditingkatkan melalui pendidikan. Mengingat bahwa kreativitas merupakan
bakat yang secara potensial dimiliki oleh setiap orang, yang dapat ditemukenali
(diidentisifikasi) dan dipupuk melalui pendidikan yang tepat, salah satu
masalah yang kritis adalah bagaimana dapat menemukenali potensi kreatif siswa
dan bagaimana dapat mengembangkannya melalui pengalaman pendidikan.
Seperti pemecahan masalah
adalah salah satu bentuk transfer karena hal tersebut melibatkan pengaplikasian
pengetahuan dan ketrampilan yang telah diketahui sebelumnya pada situasi yang
baru. Para psikolog mempunyai beragam pandangan mengenai hakikat kretivitas,
tetapi secara umum mempunyai dua komponen:
1.
Perilaku
baru dan Orisinil: perilaku yang tidak secara spesifik dipelajari dari orang
lain.
2.
Hasil
yang produktif: suatu produk yang sesuai, dan dalam arti tertentu bernilai,
untuk kebudayaan seseorang.[1]
Dalam pendidikan islam yang kita pelajari bahwa kreativitas merupakan salah
satu sifat Tuhan “Al-khaliq” yang dapat
dikembangkan pada diri manusia dan itu menurut filosof islam, dianggap ibadat
dalam pengertiannya yang sangat luas
(Langgulung, 1979). [2]
Secara konvensional kreativitas didefinisikan
dengan pendekatan tiga P yaitu pendekatan: Pribadi yang kreatif, Proses
kreatif, dan Produk Kreatif (Barron, 1988 dalam Davis, 1993). Kemudian timbul pandangan
baru yang mengatakan bahwa pendekatan Press, juga penting untuk memahami kreatifitas (Isaksen, 1987; Mooney, 1963;
Taylor, 1988 dalam Davis, 1993). Keempat pendekatan tersebut saling berkaitan secarajelas.
Produk kreatif merupakan hasil proses kreatif yang muncul dari seorang yang
kreatif yang didukung oleh lingkungan yang kondusif (press).
a. Ada beberapa pendekatan kreativitas, antara lain :
1. Pendekatan pribadi kreatif
Menurut Hulbeck (1945 dalam Munandar, 1980,
1999) tindakan kreatif muncul dari keunukan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkunganya.
Sternberg dan Lubart (1995, dalam Sternberg & O’Hara, 1999) menyatakan
bahwa ada enam elemen yang menyatu membentuk kreativitas:intelegensi,
pengetahuan, gaya berpikir, kepribadian, motivasi dan lingkungan. Intelegensi
termasuk salah satu kekuatan yang
bergabung memengaruhi perilaku dan pikirankreatif. Berdasarkan teori triachic human
intelligence Sternberg, tiga aspek intelegensi yang mempengaruhi
kreativitas adalah sintesis, analisis dan kemampuan praktis.
2. Pendekatan proses kreatif
Menurut Torrance (1995, 1988) kreativitas
didefinisikan sebagai proses yang
menyerupai langkah-langkah dalam metode ilmiah, yaitu:
a. Memahami adanya kesulitan, masalah kesenjangan informasi, elemen yang
hilang, sesuatu yang menyimpang (askew)
b. Memperkirakan dan merumuskan hipotesis tentang perbedaan-perbedaan.
c. Menilai dan mengetes perkiraan (guesses) dan hipotesis.
d. Memperbaiki dan mengetes kembali
e. Mengomunikasikan hasil (Torrance, 1988 dalam Davis, 1993)
Definisi Torrance tersebut ersifat unik karena
meliputi seluruh langkah-langkah kreatif mulai dari menemukan masalah sampai
dengan menyampaikan masalah.
3. Pendekatan produk kreatif
Definisi yang terfokus pada produk kreatifitas
menekankan pada orisinalitas, kebaruan, kebermaknaan,. Definisi yang menekankan
kebaruan atau hal-hal baru seperti dikemukakan Barron kreatifitas dapat
didefinisikan secara sangat sederhana sebagai kemampuan menciptakan sesuatu
yang baru.
4. Pendekatan pendorong kreatif
Pendekatan yang keempat pada kreativitas
terfokus pada dorongan kreatif, sosial dan lingkungan psikologi. Ini berarti
terdapat dua macam yaitu internal (dari diri sendiri) maupun dorongan eksternal
(lingkungan sosial dan psikologis). Menurut Simpson dalam Vernon “ dorongan
internal merupakan inisiatif yang dimanifestasikan dengan dorongan untuk keluar
dari seluruh pemikiran yang biasa.
Mengenai dorongan dari lingkungan, ada lingkungan yang menghargai baik imajinasi atau fantasi maupun yang
menekan kreativitas dan inovasi. Kreatif juga tidak akan berkembang dalam budaya yang terlalu menekankan konformitas dan tradisi, serta kurang terbuka
terhadap perubahan atau perkembangan
baru.[3]
b. Pendekatan Selain pendekatan 4P
1. Pendekatan Kognitif
Seseorang dikatakan kreatif apabila mampu
melakukan pemecahan masalah secara praktis dan inovatif. Hal ini dikarenakan adanya kebutuhan. Ini menurut adanya beberapa
hal yang jarang ditemukan dalam pemecahan masalah biasa. Di antaranya suatu
masalah yang sulit menentukan sifat dari masalahnya, sehingga sulit menentukan
apa yang harus dilakukan, sulit menentukan informasi yang harus dikumpulkan,
dan cara-cara yang tidak konvensional.
2. Pendekatan Krepribadian Kreatif
a. Seorang kreatif memperlihatkan keinginan yang asli (genuine)
mengenai apa yang ingin dilakukan.
b.
Keinginan
tersebut menyebabkan seorang kreatif bersedia menambah waktu dan energinya
untuk mencapai tujuannya.
c.
Memiliki
toleransi terhadap ambiguitas (ambiguity) yang tinggi.
d.
Tertarik
memahami masalah masalah yang kompleks dan berminat pada bidang-bidang yang
luas.
e.
Sangat
percaya pada dirinya sendiri tentang apa yang dilakukan dan bertindak bebas dan
otonom.
3.
Pendekatan
lingkungan yang kreatif
Amabile (dalam Ng Aik Kwang, 2001)
menyatakan suatu produk atau respon disebut kreatif apabila beberapa peneliti
yang sesuai secara bebas menyetujui bahwa produk itu dikatakan kreatif.
Peneliti yang sisuai adalah para ahli dalam ranah (domain) dari produk
tersebut.[4]
B. Perkembangan Kreativitas
1. Tahap Sensorik – Motorik
( 0 – 2 tahun)
Pada tahap ini belum memiliki kemampuan untuk mengembangkan kreativitasnya.
Sebab, pada tahap ini tindakan-tindakan anak masih berupa tindakan-tindakan fisik
yang bersifat refleksif, pandangannya terhada pobjek masih belum permanen,
belum memilik ikon septen tangruang dan waktu, belum memiliki konsep tentang sebab-akibat,
bentuk permainannya masih merupakanp engulanganr eflek-reflek, belum memiliki konsep
tentang diri, ruang dan belum memilikik emampuan berbahasa.
2. Tahap Praoperasional ( 2 –
7 tahun)
Pada tahap ini kemampuan mengembangkan
kreativitas sudah mulai tumbuh karena anak sudah mulai mengembangkan memori dan
telah memiliki kemampuan untuk memikirkan masalalu dan masa yang akan datang,
meskipun dalam jangka waktu yang pendek.
3. Tahap Operasional
Konkrit ( 7 – 11 tahun)
Faktor-faktor
yang memungkinkan semakin berkembangnya kreativitas itu adalah:
a.
Anak sudah mulai mampu untuk menampilkan operasi-operasi
mental
b.
Mulai mampu berpikir logis dalam bentuk yang
sederhana
c.
Mulai berkembang kemampuan untuk memelihara identitas-identitas
diri
d.
Konsep tentang ruangs udah semakin meluas
e.
Sudah amat menyadari akan adanya masa lalu,
masa kini, dan masa yang akan datang
f.
Sudah mampu mengimajinasikan sesuatu, meskipun biasanya
masih memerlukan bantuan objek-objek konkrit.
4.
Tahap Operasional Formal ( 11 tahun keatas)
Ada beberapa
faktor yang mendukung berkembangnya potensi kreativitas ini, yakni :
a.
Remaja sudah mampu melakukan kombinasi tindakan
secara proposional berdasarkan pemikiran logis
b.
Remaja sudah mampu melakukan kombinasi objek-objek
secara proporsional berdasarkan pemikiran logis
c.
Remaja sudah memiliki pemahaman tentang ruang
relative
d.
Remaja sudah memiliki pemahaman tentang waktu relative
e.
Remaja sudah mampu melakukan pemisahan dan pengen
dalian variabel-variabel dalam menghadapi masalah yang kompleks
f.
Remaja sudah mampu melakukan abstraksi relative
dan berpikir hipotesis
g.
Remaja sudah memiliki diri ideal
h.
Remaja sudah menguasai bahasa abstrak
C.
Tahap-tahap kreativitas
Menurut Helmholta, ia mengemukakan taraf
perkembangan berpikir kreatif, yakni :
1.
Tahap preparasi (persiapan)
Merupakan tahap awal
berisi kegiatan pengenalan masalah, pengumpulan data-informasi yang relevan,
melihat hubungan antara hipotesis dengan kaidah-kaidah yang ada. Tetapi belum
sampai menemukan sesuatu, baru menjajagi kemungkinan-kemungkinan.
2.
Tahap inkubasi (pengeraman)
Merupakan tahap
menjelaskan, membatasi, membandingkan masalah. Dengan proses ini diharapkan ada
pemisahan, mana hal-hal yang benar-benar penting dan mana yang tidak, mana yang
relevan dan mana yang tidak.
3. Tahap Ilmuninasi (penerangan)
Merupakan tahap mencari dan menemukan kunci pemecahan, menghimpun
informasi dari luar untuk dianalisis dan disintesiskan kemudian
merumuskan beberapa keputusan.[5]
D. Ciri- Ciri Kreativitas
1. Ciri-ciri kemampuan kretif dalam berpikir
Guilford
(1959) menyatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
a.
Kelancaran
(fluency) adalah kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan dengan cepat
(penekanan pada kuantitas)
b.
Kelenturan
(flexibility) adalah kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan yang beragam,
bebas dari perseverasi.
c.
Orisinalitas
(originality) adalah kemampuan untuk memberikan gagasan yang secara statistic unik
dan langka untuk populasi tertentu dan kemampuan untuk melihat
hubungan-hubungan baru atau membuat kombinasi-kombinasi beru antara macam-macam
unsure atau bagian. Makin banyak unsur yang dapat digabung menjadi satu gagasan
atau produk, makin orisinal pemikiran individu.
d.
Kemampuan
mengelaborasi adalah kemampuan untuk mengembangkan merinci dan memperkaya suatu
gagasan.[6]
2. Ciri-ciri utama kreativitas dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Ciri Bakat (Aptitude Trait)
1. Kelancaran
2. Kelenturan atau keluwesan
3. Orisinalitas dalam berpikir
b. Ciri-ciri Nob Aptitude Trait
1. Memiliki rasa percaya diri yang tingi
2. Memiliki nilai estetik yang tinggi
3. Memiliki rasa ingin tahu yang besar
4. Teratarik teradap tugas-tugas majemuk yang dirasakan sebagai tantangan
5. Berani mengambil resiko untuk membuat kesalahan atau untuk dikritik orang
lain
6. Dapat menghargai diri sendiri maupun orang lain
7. Ingin mencari pengalaman-pengalaman baru
8. Mempunyai rasa humor
9. Tidak mudah putus asa
10. Memiliki wawasan yang luas
11. Sensitif terhadap lingkungan
12. Memiliki disiplin diri yang tinggi
13. Tekun dan tidak mudah bosan
14. Berpikir divergen
3. Ciri-ciri pribadi kreatif menurut Csikzentmihalyi (1996)
a. Pribadi kreatif mempunyai kekuatan energi fisik yang memungkinkan mereka
bekerja berjam-jam dengan konsentrasi penuh,
tetapi mereka juga bisa tenang dan rileks, bergantung pada situasinya.
b. Pribadi kreatif cerdas dan cerdik, tetapi pada saat yang sama mereka juga
naif. Mereka mampu berpikir konvergen dan divergen.
c. Pribadi kreatif menunjukan kecenderungan baik introversi maupun ekstroversi
d. Orang kreatif dapat bersikap rendah diri
dan bangga akan karyanya pada saat yang sama.
e. Pribadi kreatif androgini psikologis, yaitu mereka dapat melepaskan
diri dari stereotip gender
(maskulin-feminin).
f. Orang kreatif cenderung mandiri bahkan suka menentang tetapi dilain pihak
mereka bisa tetap tradisional dan konservatif.
g. Kebanyakan orang kreatif sangat bersemangat (passionate) bila
menyangkut karya mereka, tetapi juga sangat objektif dalam penilaian karyanya.
h. Keunggulan sering mengundang tantangan dari lingkungan dan pribadi kreatif
bisa merasa terisolir dan seperti tidak dipahami.
i.
Pribadi dapat berselang-seling anatara
imajinasi dan fantasi, namun tetap bertumpu pada realitas.[7]
E.
Faktor yang mempengaruhi perkembangan
kreativitas
Menurut Utami
Munandar (1988) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas adalah :
1. Usia
2. Tingkat pendidikan orang
tua
3. Tersedianya fasilitas
4. Penggunaan waktu luang
F.
Upaya yang dapat membantu mendorong
berkembangnya kreativitas
Beberapa aspek tertentu dari pemikiran kreatif mungkin berakar pada faktor
keturunan. Tetpi faktor lingkungan juga memainkan peran yang sama
pentingnya dalam perkembangan
kreativitas (Esquivel, 1995; Ripple, 1989; Simonton, 2000; Torrance,
1976). Studi penelitian menyarankan
beberapa strategi untuk meningkatkan
kreativitas dikelas:
1. Tunjukan pada siswa bahwa kreativitas itu dihargai
Kita lebih mungkin mengembangkan kreativitas
ketika kita menunjukan kepada para siswa bahwa kita menghargai pikiran dan perilaku kreatif. Salah satu
caranya adalah mendorong dan memberi penghargaan (reward) terhadap ide-ide dan
respons-respons yang tidak biasa.
Misalnya, kita mengekspresikan kegembiraan ketika siswa menyelesaikan suatu proyek dengan cara yang unik dan kreatif. Dan ketika
menilai performa siswa dapat asesmen kelas, kita juga harus memperhitungkan
respons siswa yang masuk akal dan benar, walaupun tidak sesuai ekspektasi kita.
Ikut terlibat bersama siswa dalam aktivitas-aktivitas kreatif juga menunjukan
bahwa kita menghargai kreativitas (B. A Hennessay & Amabile, 1987; Lubart
& Mouchiroud, 2003; Rucco, 2004, Sternberg, 2003).
2. Fokuskan perhatian siswa pada penghargaan internal dari pada penghargaan
eksternal
Para siswa akan lebih kreatif ketika mereka
terlibat dalam aktivitas-aktivitas yang mereka senangi dan dapat merasa bangga
dengan apa yang sedang mereka kerjakan (B. A Hennessay; Lubart &
Mouchiroud, 2003). Karenanya untuk menumbuhkembangkan kreativitas kita harus
sesekali memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengeksplorasi minat-minat mereka yang akan mereka kejar dengan senang hati
tanpa harus didorong terlebih dahulu. Kita juga dapat menumbuhkembangkan kreativitas dengan
tidak terlalu mementingkan nilai, melainkan memfokuskan perhatian pada kepuasan internal yang disebabkan oleh usaha-usaha kreatif mereka (B. A Hennessay, 1995 &
perkins, 1990)
3. Doronglah siswa menguasai suatu area matapelajaran
Kreativitas pada suatu area pelajaran tertentu
lebih mungkin terjadi ketika siswa
benar-benar menguasai suatu topik
(Amabile&Hennessay, 1992, Haskell, 2001; Simonton, 2000).
4. Berikan pertanyaan yang mengasah pikiran
Siswa lwbih mudah berfikir kreatif ketika kita
menanyakan pertanyaan-pertanyaan tingkat
tinggi yaitu pertanyaan yang mengharuskan mereka mengharuskan mereka
menggunakan informasi yang telah
dipelajari sebelumnya dengan cara yang
baru. Pertanyaan-pertanyaan yang
mensyaratkan pemikiran divergen bisa
sangat membantu (Feldhusen & Trefinger, 1980 Torrance & Myers, 1970)
5. Berikan siswa kebebasan dan rasa aman yang dibutuhkan untuk mengambil
resiko
Supaya kreatif, siswa harus berani mengambil
resiko, sesuatu yang tidak mungkin terjadi jika mereka takut gagal (Houtz,
1990; Sternberg, 2003). Untuk mendorong
keberanian mengambil resiko, kita bisa mengizinkan siswa terlibat dalam suatu
kegiatan tanpa mengevaluasi performa mereka. Kita juga dapat mendorong mereka
menganggap kesalahan dan kegagalan sebagai suatu aspek yang tak terelakan tetapi biasanya hanya sementara dari proses kreatif (B. A Hennessay &
Amabile, 1987; Prutit, 1989).
6. Sediakan waktu yang memadai untuk mendorong tumbuhkembangnya kreativitas
Siswa memerlukan waktu untuk bereksperimen
dengan materi dan ide baru, untuk berpikir divergen, dan terkadang untuk
melakukan kesalahan. Maka, satu aspek
penting untuk meningkatkan kreativitas adalah memberikan siswa waktu yang
memadai (Feldhusen& Treffinger,
1980; Prutit, 1989).[8]
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Para psikolog mempunyai beragam pandangan
mengenai hakikat kretivitas, tetapi secara umum mempunyai dua komponen:
1.
Perilaku
baru dan Orisinil: perilaku yang tidak secara spesifik dipelajari dari orang
lain.
2.
Hasil
yang produktif: suatu produk yang sesuai, dan dalam arti tertentu bernilai,
untuk kebudayaan seseorang.
Dalam pendidikan islam yang kita pelajari bahwa kreativitas merupakan salah
satu sifat Tuhan
“Al-khaliq” yang dapat dikembangkan pada
diri manusia dan itu menurut filosof islam, dianggap ibadat dalam pengertiannya yang sangat luas (Langgulung,
1979).
DAFTAR PUSTAKA
Ormrod, Jenne Ellis.2008.PsikologiPendidikan, Jakarta:Erlangga.
Wahib, Abdul. dan Mustaqim, 2010. psikologi pendidikan, Jakarta: Rineka
Cipta.
Langgulung, Hasan, 1995. Manusia dan
pendidikan, Jakarta: PT Al Khusna Zikra.
Mulyadi, Seto, dkk, 2016. psikologi pendidikan, Depok: PT Raja
Grafindo Persada.
0 komentar:
Posting Komentar