Sabtu, 09 Desember 2017

[PSI A] KREATIVITAS


“KREATIVITAS”
Disusun Guna Memenuhi:
Mata Kuliah         : Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu   : Bu Rahma
 








Disusun oleh:
Farida Rizqi Amalia                (1607016004)
Roihatul Jannah                      (1607016007)
Fitria Alfa Farah                     (1607016032 )


Psikologi 3A
Jurusan Psikologi
Fakultas Psikologi dan Kesehatan
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) WALISONGO SEMARANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.    LatarBelakang
            Psikologi pendidikan adalah ilmu yang membahas tentang segi-segi psikologi dalam lapangan pendidikan. Dari sudut tingkah laku dan perbuatan manusia dalam segala macam situasi, maka psikologi pendidikan adalah studi ilmiah mengenai tingkah laku individu dalam situasi pendidikan.
            Situasi pendidikan ini lah yang tidak akan jauh dari tuntutan kreativitas karna kreativitas merupakan suatu tuntutan pendidikan dan kehidupan yang sangat penting pada saat ini. Kreativitas akan menghasilkan berbagai inovasi dan perkembangan baru dalam suatu kehidupan.
            Maka dari itu dalam psikologi pendidikan juga membahas tentang kreativitas karna kreativitas juga termasuk kedalam sudut tingkah laku dan perbuatan manusia dalam proses belajar atau dalam suatu pendidikan. Namun kreativitas itu sendiri adalah  hasil dari proses interaksi antara individu dan lingkungannya. Seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada, dengan demikian baik perubahan didalam individu maupun didalam lingkungan dapat menunjang atau dapat menghambat upaya kreatif. Implikasinya adalah bahwa kemampuan kreatif dapat ditingkatkan melalui pendidikan. Mengingat bahwa kreativitas merupakan bakat yang secara potensial dimiliki oleh setiap orang, yang dapat ditemukenali (diidentisifikasi) dan dipupuk melalui pendidikan yang tepat, salah satu masalah yang kritis adalah bagaimana dapat menemukenali potensi kreatif siswa dan bagaimana dapat mengembangkannya melalui pengalaman pendidikan.
            Untuk itu makalah kali ini akan membahas tentang kreativitas dalam psikologi pendidikan agar dapat memehami pentingnya kreativitas.
B.     RumusanMasalah
1.      Apa itu kreativitas ?
2.      Bagaimana Perkembangan kreativitas ?
3.      Bagaimana Tahap-tahap kreativitas ?
4.      Bagaimana ciri-ciri kreativitas ?
5.      Faktor apa saja yang mendorong perkembangan kreativitas ?
6.      Upaya apa yang dapat membantu mendorong berkembangnya kreativitas ?

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Kreativitas
            Kreatifitas adalah hasil dari proses interaksi antara individu dan lingkungannya. Seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada, dengan demikian baik perubahan didalam individu maupun didalam lingkungan dapat menunjang atau dapat menghambat upaya kreatif. Implikasinya adalah bahwa kemampuan kreatif dapat ditingkatkan melalui pendidikan. Mengingat bahwa kreativitas merupakan bakat yang secara potensial dimiliki oleh setiap orang, yang dapat ditemukenali (diidentisifikasi) dan dipupuk melalui pendidikan yang tepat, salah satu masalah yang kritis adalah bagaimana dapat menemukenali potensi kreatif siswa dan bagaimana dapat mengembangkannya melalui pengalaman pendidikan.
            Seperti pemecahan masalah adalah salah satu bentuk transfer karena hal tersebut melibatkan pengaplikasian pengetahuan dan ketrampilan yang telah diketahui sebelumnya pada situasi yang baru. Para psikolog mempunyai beragam pandangan mengenai hakikat kretivitas, tetapi secara umum mempunyai dua komponen:
1.      Perilaku baru dan Orisinil: perilaku yang tidak secara spesifik dipelajari dari orang lain.
2.      Hasil yang produktif: suatu produk yang sesuai, dan dalam arti tertentu bernilai, untuk kebudayaan seseorang.[1]
Dalam pendidikan islam yang kita pelajari bahwa kreativitas merupakan salah satu sifat Tuhan “Al-khaliq”  yang dapat dikembangkan pada diri manusia dan itu menurut filosof islam, dianggap ibadat dalam  pengertiannya yang sangat luas (Langgulung, 1979). [2]
Secara konvensional kreativitas didefinisikan dengan pendekatan tiga P yaitu pendekatan: Pribadi yang kreatif, Proses kreatif, dan Produk Kreatif (Barron, 1988 dalam Davis, 1993). Kemudian timbul pandangan baru yang mengatakan bahwa pendekatan Press, juga penting untuk memahami  kreatifitas (Isaksen, 1987; Mooney, 1963; Taylor, 1988 dalam Davis, 1993). Keempat pendekatan tersebut saling berkaitan secarajelas. Produk kreatif merupakan hasil proses kreatif yang muncul dari seorang yang kreatif yang didukung oleh lingkungan yang kondusif (press).

a.       Ada beberapa pendekatan kreativitas, antara lain :
1.      Pendekatan pribadi kreatif
            Menurut Hulbeck (1945 dalam Munandar, 1980, 1999)  tindakan kreatif muncul dari  keunukan keseluruhan kepribadian  dalam interaksi dengan lingkunganya. Sternberg dan Lubart (1995, dalam Sternberg & O’Hara, 1999) menyatakan bahwa ada enam elemen yang menyatu membentuk kreativitas:intelegensi, pengetahuan, gaya berpikir, kepribadian, motivasi dan lingkungan. Intelegensi termasuk salah satu kekuatan  yang bergabung memengaruhi perilaku dan pikirankreatif.  Berdasarkan teori triachic human intelligence Sternberg, tiga aspek intelegensi yang mempengaruhi kreativitas adalah sintesis, analisis dan kemampuan praktis.
2.      Pendekatan proses kreatif
            Menurut Torrance (1995, 1988) kreativitas didefinisikan sebagai proses  yang menyerupai langkah-langkah dalam metode ilmiah, yaitu:
a.       Memahami adanya kesulitan, masalah kesenjangan informasi, elemen yang hilang, sesuatu yang menyimpang (askew)
b.      Memperkirakan dan merumuskan hipotesis tentang perbedaan-perbedaan.
c.       Menilai dan mengetes perkiraan (guesses) dan hipotesis.
d.      Memperbaiki dan mengetes kembali
e.       Mengomunikasikan hasil (Torrance, 1988 dalam Davis, 1993)
            Definisi Torrance tersebut ersifat unik karena meliputi seluruh langkah-langkah kreatif mulai dari menemukan masalah sampai dengan menyampaikan masalah.
3.      Pendekatan produk kreatif
            Definisi yang terfokus pada produk kreatifitas menekankan pada orisinalitas, kebaruan, kebermaknaan,. Definisi yang menekankan kebaruan atau hal-hal baru seperti dikemukakan Barron kreatifitas dapat didefinisikan secara sangat sederhana sebagai kemampuan menciptakan sesuatu yang baru.
4.      Pendekatan pendorong kreatif
            Pendekatan yang keempat pada kreativitas terfokus pada dorongan kreatif, sosial dan lingkungan psikologi. Ini berarti terdapat dua macam yaitu internal (dari diri sendiri) maupun dorongan eksternal (lingkungan sosial dan psikologis). Menurut Simpson dalam Vernon “ dorongan internal merupakan inisiatif yang dimanifestasikan dengan dorongan untuk keluar dari seluruh pemikiran yang biasa.  Mengenai dorongan dari lingkungan, ada lingkungan yang menghargai  baik imajinasi atau fantasi maupun yang menekan kreativitas dan inovasi. Kreatif juga tidak akan berkembang  dalam budaya yang terlalu menekankan  konformitas dan tradisi, serta kurang terbuka terhadap  perubahan atau perkembangan baru.[3]
b.      Pendekatan Selain pendekatan 4P
1.      Pendekatan Kognitif
            Seseorang dikatakan kreatif apabila mampu melakukan pemecahan masalah secara praktis dan inovatif. Hal ini dikarenakan adanya kebutuhan. Ini menurut adanya beberapa hal yang jarang ditemukan dalam pemecahan masalah biasa. Di antaranya suatu masalah yang sulit menentukan sifat dari masalahnya, sehingga sulit menentukan apa yang harus dilakukan, sulit menentukan informasi yang harus dikumpulkan, dan cara-cara yang tidak konvensional.
2.      Pendekatan Krepribadian Kreatif
a.       Seorang kreatif memperlihatkan keinginan yang asli (genuine) mengenai apa yang ingin dilakukan.
b.      Keinginan tersebut menyebabkan seorang kreatif bersedia menambah waktu dan energinya untuk mencapai tujuannya.
c.       Memiliki toleransi terhadap ambiguitas (ambiguity) yang tinggi.
d.      Tertarik memahami masalah masalah yang kompleks dan berminat pada bidang-bidang yang luas.
e.       Sangat percaya pada dirinya sendiri tentang apa yang dilakukan dan bertindak bebas dan otonom.
3.      Pendekatan lingkungan yang kreatif
            Amabile (dalam Ng Aik Kwang, 2001) menyatakan suatu produk atau respon disebut kreatif apabila beberapa peneliti yang sesuai secara bebas menyetujui bahwa produk itu dikatakan kreatif. Peneliti yang sisuai adalah para ahli dalam ranah (domain) dari produk tersebut.[4]



B.     Perkembangan Kreativitas
1.      Tahap Sensorik – Motorik ( 0 – 2 tahun)
  Pada tahap ini belum memiliki kemampuan untuk mengembangkan kreativitasnya. Sebab, pada tahap ini tindakan-tindakan anak masih berupa tindakan-tindakan fisik yang bersifat refleksif, pandangannya terhada pobjek masih belum permanen, belum memilik ikon septen tangruang dan waktu, belum memiliki konsep tentang sebab-akibat, bentuk permainannya masih merupakanp engulanganr eflek-reflek, belum memiliki konsep tentang diri, ruang dan belum memilikik emampuan berbahasa.
2.      Tahap Praoperasional ( 2 – 7 tahun)
                Pada tahap ini kemampuan mengembangkan kreativitas sudah mulai tumbuh karena anak sudah mulai mengembangkan memori dan telah memiliki kemampuan untuk memikirkan masalalu dan masa yang akan datang, meskipun dalam jangka waktu yang pendek.
3.      Tahap Operasional Konkrit ( 7 – 11 tahun)
Faktor-faktor yang memungkinkan semakin berkembangnya kreativitas itu adalah:
a.         Anak sudah mulai mampu untuk menampilkan operasi-operasi mental
b.         Mulai mampu berpikir logis dalam bentuk yang sederhana
c.         Mulai berkembang kemampuan untuk memelihara identitas-identitas diri
d.        Konsep tentang ruangs udah semakin meluas
e.         Sudah amat menyadari akan adanya masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang
f.          Sudah mampu mengimajinasikan sesuatu, meskipun biasanya masih memerlukan bantuan objek-objek konkrit.
4.      Tahap Operasional Formal ( 11 tahun keatas)
      Ada beberapa faktor yang mendukung berkembangnya potensi kreativitas ini, yakni :
a.       Remaja sudah mampu melakukan kombinasi tindakan secara proposional berdasarkan pemikiran logis
b.      Remaja sudah mampu melakukan kombinasi objek-objek secara proporsional berdasarkan pemikiran logis
c.       Remaja sudah memiliki pemahaman tentang ruang relative
d.      Remaja sudah memiliki pemahaman tentang waktu relative
e.       Remaja sudah mampu melakukan pemisahan dan pengen dalian variabel-variabel dalam menghadapi masalah yang kompleks
f.       Remaja sudah mampu melakukan abstraksi relative dan berpikir hipotesis
g.      Remaja sudah memiliki diri ideal
h.      Remaja sudah menguasai bahasa abstrak
C.     Tahap-tahap kreativitas
Menurut Helmholta, ia mengemukakan taraf perkembangan berpikir kreatif, yakni :
1.      Tahap preparasi (persiapan)
Merupakan tahap awal berisi kegiatan pengenalan masalah, pengumpulan data-informasi yang relevan, melihat hubungan antara hipotesis dengan kaidah-kaidah yang ada. Tetapi belum sampai menemukan sesuatu, baru menjajagi kemungkinan-kemungkinan.
2.      Tahap inkubasi (pengeraman)
Merupakan tahap menjelaskan, membatasi, membandingkan masalah. Dengan proses ini diharapkan ada pemisahan, mana hal-hal yang benar-benar penting dan mana yang tidak, mana yang relevan dan  mana yang tidak.
3.      Tahap Ilmuninasi (penerangan)
Merupakan tahap mencari dan menemukan kunci pemecahan,  menghimpun  informasi dari luar untuk dianalisis dan disintesiskan kemudian merumuskan beberapa keputusan.[5]
D.    Ciri- Ciri Kreativitas
1.      Ciri-ciri kemampuan kretif dalam berpikir
Guilford (1959) menyatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Kelancaran (fluency) adalah kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan dengan cepat (penekanan pada kuantitas)
b.      Kelenturan (flexibility) adalah kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan yang beragam, bebas dari perseverasi.
c.       Orisinalitas (originality) adalah kemampuan untuk memberikan gagasan yang secara statistic unik dan langka untuk populasi tertentu dan kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru atau membuat kombinasi-kombinasi beru antara macam-macam unsure atau bagian. Makin banyak unsur yang dapat digabung menjadi satu gagasan atau produk, makin orisinal pemikiran individu.
d.      Kemampuan mengelaborasi adalah kemampuan untuk mengembangkan merinci dan memperkaya suatu gagasan.[6]
2.      Ciri-ciri utama kreativitas dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a.       Ciri Bakat (Aptitude Trait)
1.      Kelancaran
2.      Kelenturan atau keluwesan
3.      Orisinalitas dalam berpikir
b.      Ciri-ciri Nob Aptitude Trait
1.      Memiliki rasa percaya diri yang tingi
2.      Memiliki nilai estetik yang tinggi
3.      Memiliki rasa ingin tahu yang besar
4.      Teratarik teradap tugas-tugas majemuk yang dirasakan sebagai tantangan
5.      Berani mengambil resiko untuk membuat kesalahan atau untuk dikritik orang lain
6.      Dapat menghargai diri sendiri maupun orang lain
7.      Ingin mencari pengalaman-pengalaman baru
8.      Mempunyai rasa humor
9.      Tidak mudah putus asa
10.  Memiliki wawasan yang luas
11.  Sensitif terhadap lingkungan
12.  Memiliki disiplin diri yang tinggi
13.  Tekun dan tidak mudah bosan
14.  Berpikir divergen
3.      Ciri-ciri pribadi kreatif menurut Csikzentmihalyi (1996)
a.       Pribadi kreatif mempunyai kekuatan energi fisik yang memungkinkan mereka bekerja berjam-jam dengan konsentrasi penuh,  tetapi mereka juga bisa tenang dan rileks, bergantung pada situasinya.
b.      Pribadi kreatif cerdas dan cerdik, tetapi pada saat yang sama mereka juga naif. Mereka mampu berpikir konvergen dan divergen.
c.       Pribadi kreatif menunjukan kecenderungan baik introversi maupun ekstroversi
d.      Orang kreatif dapat bersikap rendah diri  dan bangga akan karyanya pada saat yang sama.
e.       Pribadi kreatif androgini psikologis, yaitu mereka dapat melepaskan diri  dari stereotip gender (maskulin-feminin).
f.       Orang kreatif cenderung mandiri bahkan suka menentang tetapi dilain pihak mereka bisa tetap tradisional dan konservatif.
g.      Kebanyakan orang kreatif sangat bersemangat (passionate) bila menyangkut karya mereka, tetapi juga sangat objektif dalam penilaian karyanya.
h.      Keunggulan sering mengundang tantangan dari lingkungan dan pribadi kreatif bisa merasa terisolir dan seperti tidak dipahami.
i.        Pribadi dapat berselang-seling anatara imajinasi dan fantasi, namun tetap bertumpu pada realitas.[7]
E.     Faktor yang mempengaruhi perkembangan kreativitas
Menurut Utami Munandar (1988) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas adalah :
1.       Usia
2.       Tingkat pendidikan orang tua
3.       Tersedianya fasilitas
4.       Penggunaan waktu luang
F.      Upaya yang dapat membantu mendorong berkembangnya kreativitas
Beberapa aspek tertentu dari pemikiran kreatif mungkin berakar pada faktor keturunan. Tetpi faktor lingkungan juga memainkan peran yang sama pentingnya  dalam perkembangan kreativitas (Esquivel, 1995; Ripple, 1989; Simonton, 2000; Torrance, 1976).  Studi penelitian menyarankan beberapa strategi  untuk meningkatkan kreativitas dikelas:
1.      Tunjukan pada siswa bahwa kreativitas itu dihargai
Kita lebih mungkin mengembangkan kreativitas ketika kita menunjukan kepada para siswa bahwa kita menghargai  pikiran dan perilaku kreatif. Salah satu caranya adalah mendorong dan memberi penghargaan (reward) terhadap ide-ide dan respons-respons yang tidak biasa.  Misalnya, kita mengekspresikan kegembiraan  ketika siswa menyelesaikan suatu proyek  dengan cara yang unik dan kreatif. Dan ketika menilai performa siswa dapat asesmen kelas, kita juga harus memperhitungkan respons siswa yang masuk akal dan benar, walaupun tidak sesuai ekspektasi kita. Ikut terlibat bersama siswa dalam aktivitas-aktivitas kreatif juga menunjukan bahwa kita menghargai kreativitas (B. A Hennessay & Amabile, 1987; Lubart & Mouchiroud, 2003; Rucco, 2004, Sternberg, 2003).
2.      Fokuskan perhatian siswa pada penghargaan internal dari pada penghargaan eksternal
Para siswa akan lebih kreatif ketika mereka terlibat dalam aktivitas-aktivitas yang mereka senangi dan dapat merasa bangga dengan apa yang sedang mereka kerjakan (B. A Hennessay; Lubart & Mouchiroud, 2003). Karenanya untuk menumbuhkembangkan kreativitas kita harus sesekali memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengeksplorasi  minat-minat mereka  yang akan mereka kejar dengan senang hati tanpa harus didorong terlebih dahulu. Kita juga  dapat menumbuhkembangkan kreativitas dengan tidak terlalu mementingkan nilai, melainkan memfokuskan perhatian  pada kepuasan internal  yang disebabkan oleh usaha-usaha  kreatif mereka (B. A Hennessay, 1995 & perkins, 1990)
3.      Doronglah siswa menguasai suatu area matapelajaran
Kreativitas pada suatu area pelajaran tertentu lebih mungkin terjadi  ketika siswa benar-benar  menguasai suatu topik (Amabile&Hennessay, 1992, Haskell, 2001; Simonton, 2000).
4.      Berikan pertanyaan yang mengasah pikiran
Siswa lwbih mudah berfikir kreatif ketika kita menanyakan  pertanyaan-pertanyaan tingkat tinggi yaitu pertanyaan yang mengharuskan mereka mengharuskan mereka menggunakan informasi  yang telah dipelajari  sebelumnya dengan cara yang baru.  Pertanyaan-pertanyaan yang mensyaratkan  pemikiran divergen bisa sangat membantu (Feldhusen & Trefinger, 1980 Torrance & Myers, 1970)
5.      Berikan siswa kebebasan dan rasa aman yang dibutuhkan untuk mengambil resiko
Supaya kreatif, siswa harus berani mengambil resiko, sesuatu yang tidak mungkin terjadi jika mereka takut gagal (Houtz, 1990; Sternberg, 2003). Untuk  mendorong keberanian mengambil resiko, kita bisa mengizinkan siswa terlibat dalam suatu kegiatan tanpa mengevaluasi performa mereka. Kita juga dapat mendorong mereka menganggap kesalahan dan kegagalan sebagai suatu aspek yang tak terelakan  tetapi biasanya hanya sementara  dari proses kreatif (B. A Hennessay & Amabile, 1987; Prutit, 1989).
6.      Sediakan waktu yang memadai untuk mendorong tumbuhkembangnya kreativitas
Siswa memerlukan waktu untuk bereksperimen dengan materi dan ide baru, untuk berpikir divergen, dan terkadang untuk melakukan kesalahan. Maka,  satu aspek penting untuk meningkatkan kreativitas adalah memberikan siswa waktu yang memadai  (Feldhusen& Treffinger, 1980; Prutit, 1989).[8]



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Para psikolog mempunyai beragam pandangan mengenai hakikat kretivitas, tetapi secara umum mempunyai dua komponen:
1.      Perilaku baru dan Orisinil: perilaku yang tidak secara spesifik dipelajari dari orang lain.
2.      Hasil yang produktif: suatu produk yang sesuai, dan dalam arti tertentu bernilai, untuk kebudayaan seseorang.
Dalam pendidikan islam yang kita pelajari bahwa kreativitas merupakan salah satu sifat  Tuhan “Al-khaliq”  yang dapat dikembangkan pada diri manusia dan itu menurut filosof islam, dianggap ibadat dalam  pengertiannya yang sangat luas (Langgulung, 1979).











DAFTAR PUSTAKA

Ormrod, Jenne Ellis.2008.PsikologiPendidikan, Jakarta:Erlangga.
Wahib, Abdul. dan Mustaqim, 2010.  psikologi pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.
Langgulung, Hasan, 1995. Manusia dan pendidikan, Jakarta: PT Al Khusna Zikra.
Mulyadi, Seto, dkk, 2016.  psikologi pendidikan, Depok: PT Raja Grafindo Persada.




[1]Jenne Ellis Ormrod, PsikologiPendidikan, (PenerbitErlangga, 2008) hlm: 405-406
[2] Hasan Langgulung, Manusia dan pendidikan, (PT Al Khusna Zikra, 1995) hlm: 244
 [3]  Seto Mulyadi, dkk, psikologi pendidikan ( PT Raja Grafindo Persada, 2016) hlm: 245-250
[4] Seto Mulyadi, dkk, psikologi pendidikan (penerbit PT Raja Grafindo Persada, 2016) hlm: 251-252.
[5]Wahib Abdul dan Mustaqim, psikologi pendidikan, (penerbit Rineka Cipta, 2010) hlm: 95-96
[6] Seto Mulyadi, dkk, psikologi pendidikan (penerbit PT Raja Grafindo Persada, 2016) hlm: 250-251.
[7] Seto Mulyadi, dkk, psikologi pendidikan (penerbit PT Raja Grafindo Persada, 2016) hlm: 256-257
[8]Jenne Ellis Ormrod, PsikologiPendidikan, (PenerbitErlangga, 2008) hlm: 407-408

Download file di sini

0 komentar:

Posting Komentar

Populer

[PSI B] SENSASI DAN PERSEPSI

BAB I                                                            PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Manusia pada hakekatnya adal...