Sabtu, 09 Desember 2017

[PSI B] PRESTASI BELAJAR DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

PSIKOLOGI PENDIDIKAN
PRESTASI BELAJAR DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu: Nikmah Rochmawati, M.Si

Logo 3D UIN Walisongo
Disusun Oleh :
Dela Eka Sari                          1607016057
Amaliya Khamdanah              1607016067

JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) WALISONGO SEMARANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Prstasi belajar merupakan hasil yang ditunjukkan siswa setelah melakukan proses belajar mengajar. Prestasi belajar biasanya ditunjukkan dengan angka dan nilai sebagai laporan hasil belajar peserta didik kepada orangtuanya. Jika prestasi belajar rendah maka dapat diambil kesimpulan bahwa anak tersebut bodoh. Akan tetapi, hal itu merupakan kesimpulan sementara yang salah.
Prestasi belajar siswa yang rendah belum tentu menunjukkan bahwa peserta didik tersebut bodoh atau mempunyai IQ rendah. Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya prestasi belajar siswa tersebut, baik faktor ekstren maupun faktor intern. Maka dari itu, seorang pendidik baik yang ada di rumah maupun di sekolah, jangan selalu menyalahkan siswa atau peserta didik. Karena mereka mungkin terkekang dengan adanya sistem yang membuat mereka mempunyai prestasi yang buruk. Kalau seseorang yang bijak,mestinya mempelajari sistem tersebut dan memperbaikinya bukan malah mencari kambing hitam. Maka dari itu, dalam makalah ini penulis akan mengupas tuntas prestasi belajar dan faktor yang mempengaruhinya.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian dari prestasi belajar?
2.      Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar?
3.      Bagaimana upaya untuk meningkatkan prestasi belajar?
C.    TUJUAN
1.      Mengatahui dan memahami pengertian dari prestasi belajar.
2.      Mengetahui dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.
3.      Mengetahui dan memahami upaya-upaya untuk meningkatkan prestasi belajar.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN PRESTASI BELAJAR
Prestasi belajar merupakan gabungan dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar. Yang mana pada setiap kata tersebut memiliki makna tersendiri. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya).[1]
Prestasi dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh karena aktivitas belajar yang telah dilakukan. Sedangkan menurut Djamarah prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan secara individual maupun kelompok. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi adalah suatu hasil yang telah diperoleh atau dicapai dari aktivitas yang telah dilakukan atau dikerjakan.
            Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.[2] Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilannya, dengan serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, menniru dan lain sebagainya. Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungannya.
            Berdasarkan definisi di atas, maka dapat dijelaskan pengertian prestasai belajar adalah hasil yang telah dicapai dari suatu kegiatan yang berupa tingkah laku yang dialami oleh subjek belajar didalam suatu interaksi dengan lingkungannya. Sutratinah Tirtonegoro menyatakan bahwa:
Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dala periode tertentu. Sedangkan menurut Tohirin, prestasi belajar adalah apa yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar.[3] Dengan mengetahui prestasi belajar siswa dapat diketahui kedudukan anak dalam kelas, apakah anak itu termasuk kelompok anak yang pandai, sedang atau kurang. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.
           
B.     FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR
            Pencapain prestasi yang baik merupakan usaha yang tidak mudah, karena prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dalam pendidikan formal, guru sebagai pendidik harus dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa tersebut, karena sangat penting untuk dapat membantu  siswa dalam rangka pencapain dalam rangka pencapaian prestasi belajar yang diharapkan.
            Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Menurut Slameto faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu:
a.       Faktor internal terdiri dari:
1)      Faktor jasmaniah
2)      Faktor psikologis
b.      Faktor eksternal terdiri dari:
1)      Faktor keluarga
2)      Faktor sekolah
3)      Faktor masyarakat
Menurut Dalyono faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut:
a.       Faktor Internal (faktor yang berasal dari dalam diri)
1)      Kesehatan
2)      Intelegensi dan bakat
3)      Minat dan motivasi
4)      Cara belajar
b.      Faktor Eksternal (faktor yang berasal dari luar diri)
1)      Keluarga
2)      Sekolah
3)      Masyarakat
4)      Lingkungan sekitar
Menurut Syah faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu:
a.       Faktor internal meliputi dua aspek yaitu:
1)      Aspek Fisiologis
2)      Aspek Psikologis
b.      Faktor Eksternal meliputi:
1)      Faktor lingkungan sosial
2)      Faktor Non sosial
A.    Faktor yang berasal dari dalam diri siswa
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa terdiri dari:
1)      Faktor Jasmaniah (fisiologis)
            Faktor jasmaniah ini berkaitan dengan kondisi pada organ-organ tubuh manusia yang berpengaruh pada kesehatan manusia. Siswa yang memiliki kelainan, seperti cacat tubuh, kelainan fungsi kelenjar tubuh yang membawa kelainan tingkah laku dan kelainan pada indra, terutama indra penglihatan dan pendengaran akan sulit menyerap informasi yang diberikan guru didalam kelas.
Hal ini seperti yang diungkapkan Muhibbin Syah, bahwa: Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indra pendengaran dan indra penglihatan juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa kesehatan dan kebugaran tubuh sangatnya masing-masing dengan membiasakan hidup bersih dan mengonsumsi sesuatu yang menyehatkan.
2)      Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor yang berasal dari sifat bawaan siswa dari lahir maupun dari apa yang telah diperoleh dari belajar ini. Adapun faktor yang tercakup dalam faktor psikologis, yaitu:
a)      Intelegensi atau kecerdasan
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari 3 jenis, yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
Intelegensi merupakan salah satu aspek yang penting dan sanagat menentukan berhasil tidaknya seorang anak dalam belajar, manakala anak memiliki intelegensi yang normal, tetapi prestasi belajarnya sangat rendah sekali. Hal ini tentu disebabkan oleh hal-hal yang lain, misalnya sering sakit, tidak pernah belajar dirumah. Kalau anak memiliki intelegensi dibawah normal, maka sulit baginya untuk bersaing dalam pencapaian prestasi tinggi dengan anak yang mempunyai intelegensi normal atau diatas normal. Kepada anak yang demikian, hendaknya diberi pertolongan khusus atau pendidikan khusus, seperti bimbingan.
Intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda, dari berbagai anak antara satu dengan anak yang lainnya, sehingga seorang anak pada usia tertentu memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu, maka jelaslah bahwa faktor intelegensi merupakan faktor yang sangat berperan dalam menentukan prestasi belajar.
b)      Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar dan kemampuan ini baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Sehubungan dengan bakat ini dapat mempengaruhi  tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Bakat dapat berkembang atau sebaliknya. Hal ini teragntung pada latihan atau pendidikan yang diterima. Apabila mendapatkan latihan atau pendidikan yang cukup memadai, maka bakat tersebut akan dapat berkembang menjadi kecakapan yang nyata. Sebaliknya apabila bakat tersebut tidak mendapat latihan atau pendidikan yang baik, maka bisa jadi bakat akan berkembang tidak semestinya, bahkan tidak berkembang sama sekali, sehingga bakat tersebut lenyap begitu saja.
c)      Minat dan perhatian
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.  Minat adalah perasaan senang atau tidak senang terhadap suatu obyek. Slameto mengutip pendapat Gazali, mengartikan perhatian adalah, “keaktifan jiwa yang dipertinggi,jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu obyek benda atau hal atau sekumpulan obyek.”[4]
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa akan lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambahkan kegiatan belajar. Untuk menambah minat seseorang dalam menerima pelajaran di sekolah, siswa diharapkan dapat mengembangkan minatnya sendiri. Minat belajar yang dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat memepengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap suatu hal, maka akan terus berusaha untuk melakukan, sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.
Untuk dapat belajar dengan baik, seorang anak harus ada perhatian terhadap materi pelajaran yang dipelajarinya. Apabila pelajaran yang disajikan tidak menarik, maka timbulah rasa bosan dan malas untuk belajar, sehingga prestasi belajar dalam belajarnya menurun. Perhatian juga berpengaruh terhadap belajar.
d)      Motivasi siswa
Motivasi adalah sesuatu yang menggerakkan atau mendorong siswa untuk belajar atau menguasai materi pelajaran yang sedang diikutinya. Sedangkan motivasi berprestasi adalah kondisi fisiologis atau psikologis (kebutuhan untuk berprestasi) yang terdapat dalam diri siswa yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai tujuan tertentu (berprestasi setinggi mungkin). Motivasi merupakan faktor penting dalam belajar, karena motivasi mampu memberi semangat pada seorang anak dalam kegiatan belajarnya. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar, seorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.
e)      Sikap siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (respon tendency) dengan cara relatif teteap terhadap obyek orang, barang, dsb, baik positif maupun negatif.
Mengingat sikap siswa terhadap mata pelajaran tertentu mempengaruhi hasil belajarnya, perlu diupayakan agar tidak timbul sikap negatif siswa, guru dituntut untuk selalu menunjukkan sikap positif terhadap dirinya sendiri, dan terhadap mata pelajaran yang menjadi kesukaannya.
Sikap siswa ini sangat berhubungan dengan kesiapan dan kematangan siswa, karena kesiapan merupakan kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi.
B.     Faktor yang berasal dari luar diri siswa (ekstern)
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya diluar diri siswa, yang meliputi:
1)   Faktor keluarga
Keluarga merupakan tempat pertama kali anak merasakan pendidikan, karena di dalam keluargalah anak tumbuh dan berkembang dengan baik, sehingga secara langsung maupun tidak langsung keberadaan keluarga akan mempengaruhi keberhasilan belajar anak.
Keluarga adalah institusi sentral penerus nilai-nilai budaya dan agama (value tranmider). Artinya keluarga adalah tempat pertama dan utama bagi seorang anak mulai belajar mengenal nilai-nilai yang berlaku dilingkungannya,dari hal-hal yang sangat sepele, seperti menerima sesuatu dengan tangan kanan, sampai hal-hal yang rumit, seperti interpretasi yang kompleks mengenai ajaran agama/tentang berbagai interaksi manusia.
Keluarga mempunyai peran yang penting terhadap keberhasilan anak-anaknya. Apabila hubungan antara anggota keluarga, khususnya orang tua dengan anak-anaknya bersifat merangsang dan membimbing anak, akan memungkinkan anak tersebut mencapai prestasi yang baik.
Orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga, sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dengan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh perhatian serius tentang cara belajar anak dirumah. Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun, karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang biak untuk belajar.
2)   Faktor sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat.
Dalam lingkungan sekolah banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap belajar siswa, yang otomatis juga berimbas pada prestasi belajar,yang mencakup:
1.       Metode mengajar; metode pembelajaran adalah cara cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik individul maupun secara kelompok.
2.      Kurikulum; kurikulum adalah serangkaian komponen metode belajar mengajar, cara mengevaluasi kemajuan siswa dan seluruh perubahan pada tenaga pengajar, bimbingan dan penyuluhan, supervisi, administrasi, waktu, jumlah ruang, dana serta pilihan pelajaran. Kurikulum yang tepat akan menyebabkan siswa dapat belajar dengan baik dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
3.      Relasi guru dengan siswa; untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal, banyak dipengaruhi komponen-komponen belajar mengajar. Diantaranya yaitu, hubungan guru dengan siswa.
4.      Relasi siswa dengan siswa; sebagian siswa mempengaruhi sikap dan tingkah laku siswa lain di sekolah. Maka, prestasi siswa akan meningkat bila terjadi relasi yang baik antara siswa stu dengan siswa yang lainnya karena dengan adanya relasi yang baik tersebut amka proses belajar mengajar akan menjadi lancar.
5.      Disiplin sekolah; kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertib kedisiplinan pegawai/karyawan dalam pekerjaan administrasi dan kebersihan/keteraturan kelas, gedung sekolah.[5] Dengan menciptakan kedisiplinan di sekolah, maka akan tercipta kondisi belajar mengajar yang kondusif, sehingga proses belajar akan lancar dan prestasi belajar juga akan ikut terpengaruh.
6.      Media pendidikan; kenyataan mengatakan, bahwa agar pendidikan dapat diselenggarakan secara lancar, maka diperlukan media pendidikan dalam jumlah yang besar dan memperlancar proses pembelajaran.
7.      Waktu sekolah; adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar, waktu itu dapat pagi hari, siang, sore atau malam hari. Waktu sekolah juga dapat mempengaruhi belajar siswa. Standar pelajaran diatas ukuran; guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing.
8.      Keadaan gedung; susana gedung sekolah dan juga kapasitas gedung juga mempengaruhi ke efektifan belajar.
9.      Metode belajar; cara belajar yang dilakukan siswa sedikit banyak juga akan mempengaruhi hasil belajarnya, karena cara belajar yang benar, seperti siswa yang belajar teratur setiap hari akan berdampak positif pada hasil belajar.
10.  Tugas rumah; ketika usia sekolah, waktu utama belajar adalah di sekolah. Sedangkan waktu di rumah digunakan untuk kegiatan lain yang positif. Maka dari itu diharapkan seorang guru tidak memberikan tugas atau pekerjaan rumah yang terlalu banyak sehingga siswa dapat melakukan kegiatan lainnya di rumah.
3)   Lingkungan Masyarakat  
Lingkungan masyarakat juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada. Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan masyarakat membentuk kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya.
Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di lingkungan yang rajin, maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga dia akan turut belajar sebagaimana teman-teman dalam lingkungannya. Sebaliknya apabila seorang siswa berada di suatu lingkungan yang malas belajar maka kemungkinan besar akan menghambat prestasi belajar siswa yang bersangkutan.

C.     Penciptaan Suasana Belajar yang Baik
Pembelajaran merupakan aspek yang kompleks dan melibatkan berbagai hal yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan dan kreatif diperlukan berbagai keterampilan. Menurut Mulyasa (2006: 69), ada delapan keterampilan guru dalam pembelajaran yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, yaitu:
1.      Keterampilan bertanya
2.      Memberikan penguatan
3.      Mengadakan variasi
4.      Menjelaskan
5.      Membuka dan menutup pelajaran
6.      Membimbing diskusi kelompok kecil
7.      Mengelola kelas
8.      Mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Menurut Mubayyidh (2006:15), untuk menciptakan suasana belajar yang baik, hendaknya guru mengetahui bagaimana kriteria lingkungan yang mendukung proses belajar mengajar. Adapun kriteria-kriteria tersebut, yaitu:
1.      Aman dan nyaman
Lingkungan yang aman dan nyaman adalah lingkungan yang menciptakan suasana dimana murid tidak takut akan hukuman fisik atau pelecehan jiwa atau emosi, bebas dari ancaman, paksaan, sanksi, tekanan, interogasi, hinaan atau tindakan yang membuat malu.
2.      Bebas
Murid diberikan kebebasan hakiki untuk memilih. Sehingga murid merasakan apa yang dilakukannya itu atas dasar pilihan dan kehendak sendiri.
3.      Menghormati
Murid dan guru saling menghormati perasaan, nilai prinsip dan kebebasan individu masing-masing.
4.      Disadari perbedaan individual
Setiap murid diperlakukan secara pribadi sesuai dengan karakter masing-masing. Karena setiap mereka memiliki kebutuhan-kebutuhan, seperti: potensi, bakat, kesiapan, keinginan, cita-cita yang sifatnya individual. Semua itu harus dihargai dan dihormati.
5.      Dihargainya kecerdasan emosional
Emosi dan perasaan yang dihormati. Emosi dan perasaan adalah hal penting yang dibicarakan dan didiskusikan. Keduanya adalah salah satu bagian dari metode pengajaran.
6.      Lingkungan praktik yang cocok
Materi yang digunakan membantu murid dalam menyelesaikan masalah yang praktis yang bersentuhan dengan kehidupan nyata mereka. Lingkungan tersebut harus memiliki sarana yang berkaitan langsung dengan pengalaman hidup yang mereka alami, hubungan manusia dan keluarga dan hubungan mereka dengan orang tua.
7.      Adanya perhatian dan motivasi
Guru dan murid saling memperhatikan kebaikan, kepentingan, perasaan dan emosi sesamanya.
8.      Menyenangkan dan merangsang
Metode yang digunakan dan suasana umum harus mampu memberikan rangsangan dan kesenangan yang mampu menggerakkan keinginan untuk belajar.
9.      Fleksibel
Guru hendaknya tidak ragu untuk membuat perubahan dinamis yang sesuai dan cocok dengan keadaan. Perubahan ini diciptakan dalam suasana yang tenang, jauh dari kesan emosional, meledak-ledak dan revolusi-drastis.[6]

C.    UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
          Agar dapat meningkatkan prestasi belajarnya, seorang siswa harus mampu me-manage faktor-faktor yang mempengaruhi belajarnya. Baik itu faktor intern, misalnya motivasi belajar, dan lain sebagainya maupun faktor ekstern, misalnya lingkungan kehidupan sehari-hari. Selain itu, seorang siswa juga perlu memeperhatikan aspek psikologisnya yang salah satunya adalah konsep diri. Hal ini dikarenakan, sebagaimana yang dikemukakan oleh Uswah Wardian,konsep diri merupakan pandangan dan perasaan siswa terhadap dirinya sendiri yang terbentuk sejak masa kanak-kanak dan akan terus berkembang seiring dengan perkembangan individu sebagai inti kepribadian seseorang.” Jika siswa mampu untuk mengendalikan konsep dirinya dan mengarahkannya kepada hal-hal yang positif, maka siswa akan mudah dalam belajar dan mendapatkan prestasi yang baik.
Disamping upaya dari pihak siswa, pihak pendidik juga harus mempunyai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan cara melakukan pembelajaran seefektif mungkin. Dengan pembelajaran yang efektif, maka siswa akan lebih mudah dalam menerima pelajaran dan hasilnya akan tampak secara konkrit dalam prestasi belajar. Selain itu, pendidik diharapkan mampu melakukan diagnosis yang fungsinya untuk mengetahui kesulitan belajar yang dialami siswa. Apabila kesulitan belajar yang dialami siswa mampu diidentifikasi, maka pendidik hendaklah memberikan solusi terhadap masalah atau kesulitan tersebut, sehingga siswa mampu belajar dengan mudah dan lancar, yang pada akhirnya prestasi belajarnya meningkat.



BAB III
KESIMPULAN

Prestasi belajar merupakan hasil yang ditunjukkan siswa setelah melakukan proses belajar mengajar. Biasa prestasi belajar ditunjukkan dengan adanya nilai hasil belajar atau nilai pada raport.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi siswa  meraih prestasi dalam belajar. Seperti halnya factor jasmani dan psikologisnya. Yang mana faktor jasmani berhubungan erat dengan fisik siswa atau kesehatan—tidak dalam keadaan sakit. Lalu pada factor psikologisnya meliputi intelegensi atau kecerdasan, bakat siswa, minat dan perhatian, adanya motivasi serta sikap siswa tersebut. Tak hanya dua faktor itu saja, faktor eksternal seperti keluarga, tempat sekolah siswa, serta masyarakat atau lingkungan siswa tinggal juga sangat berpengaruh dalam prestasi belajarnya. Maka, hubungan anatara  kedua faktor internal dan eksternal tersebut sangatlah erat.
Perlunya menciptakan pembelajaran yang baik sangatlah penting. Misalnya menciptakan suasana yang aman dan nyaman, bebas dan menghormati, disadarinya perbedaan individual, dihargainya kecerdasan emosional, lingkungan praktik yang cocok, adanya perhatian dan motivasi, serta menyenangkan dan merangsang serta fleksibel. Maka akan membuat siswa semakin mudah untuk merai prestasi dalam belajar.





DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan dan Khairil. 2010. Psikologi Pendidikan (Dalam Perspektif Baru). Bandung: Alfabeta.
Fathurohman, Muhammad dan Sulistyorini. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Teras.
Hoetomo. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Mitra Pelajar.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Surna, I Nyoman dan Olga Pandeirot. 2014. Psikologi Pendidikan 1. Jakarta: Erlangga.
Tohirin.  2006. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam: Berbasis Integrasi dan Kompetensi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Syarifuddin, Ahmad. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jurnal Ta’dib. Vol/ XVI, No. 01, Edisi Juni 2011. Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatan Palembang.



[1] Hoetomo, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Surabaya: Mitra Pelajar, 2005), Hlm. 390.
[2] Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003), Hlm. 2.
[3] Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam: Berbasis Integrasi dan Kompetensi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), Hlm. 151.
[4] Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: PT Rineka Cipta,2003), Hlm. 56.
[5] Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: PT Rineka Cipta,2003), Hlm. 67.
[6] Syarifuddin, Ahmad. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jurnal Ta’dib. Vol/ XVI, No. 01, Edisi Juni 2011. Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatan Palembang.

Download file di sini

0 komentar:

Posting Komentar

Populer

[PSI B] SENSASI DAN PERSEPSI

BAB I                                                            PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Manusia pada hakekatnya adal...