Sabtu, 09 Desember 2017

[PSI A] OPINI PUBLIK DALAM BINGKAI PSIKOLOGI KOMUNIKASI




OPINI PUBLIK DALAM BINGKAI PSIKOLOGI KOMUNIKASI
                                                                                        
DisusunGunaMemenuhiTugas
Mata Kuliah : Psikologi Komunikasi
Dosen Pengampu : Nikmah Rahmawati.,M.Si







DisusunOleh :
                     Rise Esa Syahfiar                  ( 1607016001 )
                     Vino Riska Pangesti              ( 1607016003 )
                     Frasiska Luviana Dewi          ( 1607016008 )
                     Zulfa Sa’adatul Izzah             ( 1607016012 )


FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2017




BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Seperti yang telah kita ketahui bahwa Negara kita Indonesia merupakan Negara demokrasi, dimana semua orang bebas berpendapat, beropini untuk menyampaikan gagasan-gagasannya yang terbaik untuk kemajuan Negara mengenai hal-hal tertentu. Kemudian jadilah pendapat-pendapat tersebut menjadi opini publik. Istilah opini publik berasal dari bahasa Inggris Public Opinionsesuai dengan kata asalnya opini dan publik. Opini merupakan pendapat dari seseorang mengenai hal tertentu, sedangkan publik merupakan sekumpulan banyak orang atau umum. Yang nanti akan dibahas lebih mendalam lagi dalam makalah ini.
Melihat begitu bebas dan leluasanya masyarakat Indonesia untuk berpendapat, maka kelompok kami tertarik untuk mengetahui seluk beluk tentang opini publik, bentuk-bentuk opini publik. Bagaimana proses pembnukan opini publik jika ditinjau dari sudut psikologi komunikasi. Oleh karena itu kelompok kami mengambil judul makalah “ Opini Publik dalam Bingkai Psikologi Komunikasi”.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah Opini Publik itu?
2.      Bagaimana Teori dan Proses Terjadinya Opini Publik dalam prespektif psikologi komunikasi?
3.      Apa saja Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan opini publik dalam prespektif psikologi komunikasi?
4.      Apa saja macam-macam opini publik?


BAB II
PEMBAHASAN
A.       Seksistensi dan Esensi opini publik

Secara umum opini bisa dikatakan sebagai pendapat, ide atau pikiran untuk menjelaskan tertentu terhadap perspektif dan ideologi. Akan tetapi bersifat tidak objektif karena belum mendapatkan pemastian atau pengujian, dapat pula merupakan sebuah pernyataan tentang sesuatu yang berlaku pada masa depan dan kebenaran atau kesalahannya serta tidak dapat langsung ditentukan.
Secara psikologis publik berarti sekelompok orang yang menaruh perhatian terhadap satu masalah yang sama.
Istilah Opini Publik  sendiri diserap secara utuh dari bahasa Inggris-public opinion, yang kemudian disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.  Opini Publik atau public opinion sebagai sebuah fenomena dalam kehidupan sosial dan politik mulai banyak dikenal dan dipakai pada akhir abad ke-18 di Eropa dan Amerika Serikat. Pemakaian istilah itu terutama berkaitan dengan politik dan komunikasi politik ketika Alquin menyerukan, “vox populi, vox dei” (suara rakyat adalah suara Tuhan).Anwar Arifin (1998:119)
Berdasarkan Etimologi  (Etymology : ilmu tentang asal kata) Opini publik adalah terjemahan dari kosa kata bahasa Ingris yakni public opinion. Ditinjau dari sudut asal katanya (Etymology) Public Opinion berasal dari bahasa latin yakni opinari dan publicus. Adapun Opinary berarti berfikir atau menduga. Dalam bahasa inggris juga menandung arti option and hope yang juga berasal dari bahasa latin yaitu optio. sedangkan publicus mempunyai arti milik masyarakat luas.
Sementara ilmu psikologi mendefinisikan opini publik sebagai penjelmaan dari pertimbangan seseorang tentang sesuatu hal, kejadian, pikiran, yang diterima sebagai pikiran umum.
Pengertian opini publik adalah sikap seseorang mengenai suatu hal, dimana mereka merupakan anggota sebuah masyarakat yang sama, sehingga opini publik berhubungan dengan sikap manusia, baik sikap secara pribadi maupun sikap manusia secara kelompok. Sikap manusia itu sendiri ditentukan berdasarkan atas pengalaman yang terjadi pada manusia atau kelompok tersebut. Opini publik tersebut akan menguat apabila dibarengi dengan beberapa opini kelompok sehingga opini publik dapat bergerak.
Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas, Anwar Arifin menyimpulkan bahwa opini publik memiliki paling kurang tiga unsur. Pertama, harus ada issu yang faktual, penting dan menyangkut pribadi kebanyakan orang dalam masyarakat atau kepentingan umum yang didiarkan melalui media massa. Kedua, harus da sejumlah orang yang mendiskusikan issu tersebut, yang kemudian menghasilkan kata sepakat mengenai sikap, pendapat, dan pandangan mereka. Ketiga, selanjutnya pendapat mereka itu diekspresikan dalam bentul lisan, tulisan, dan gerak-gerak. Anwar Arifin (1998:119-120).
B.       Karakteristik Opini Publik
Floyd Allport (1954: 55-56) mengumpulkan 12 karakteristik opini publlik. Secara ringkas, pokok-pokok karakteristik itu adalah:
1.      Opini publik merupakan manusia individu-individu
2.      Dinyatakan secara verbal
3.      Melibatkan banyak individu
4.      Situasi dan objeknya dikenal secara luas
5.      Penting untuk orang banyak
6.      Pendukungnya berbuat atau bersedia untuknya
7.      Disadari
8.      Diekspresikan
9.      Penduduknya tidak mesti berada pada tempat yang sama
10.  Bersifat menantang atau mendukung sesuatu
11.  Mengandung unsur unsur pertentangan
12.  Efektif untuk mencapai objektivitas
Disamping itu ithel de sola pool (1973:783) mengemukakan bahwa pada dasarnya opini publik memiliki sekurang-kurangnya satu diantara 3 keharusan atau memiliki ketiga-tiganya, yaitu (1)  diekspresikan secara umum (2) menyangkut kepentingan umum (3) dimiliki oleh orang banyak.
Lebih jauh, Hendley Cantril (Gaughing Public Opinion) dalam Anwar Arifin (1998:119-120) dari lembaga penelitian Opini Publik dari Universitas Princeton mengumpulkan prinsip-prinsip pembawaan Opini Publik selama pengalamannya dalam bidang pengukuran Opini Publik dari tahun 1939 sampai 1941. Prinsip tersebut antara lain sebagai berikut:
1.      Opini Publik sangat peka (goveling) terhadap peristiwa-peristiwa penting
2.      Peristiwa yang bersifat luar biasa dapat menggeser Opini Publik seketika dari suatu ekstermis yang satu ke ekstermis lain. Opini Publik itu baru akan mencapai stabilitasnya apabila kejadian dari peristiwa itu memperlihatkan garis-garis besar yang jelas
3.      Pendapat pada umumnya lebih banyak ditentukan oleh peristiwa-peristiwa daripada oleh kata-kata, kecuali kata-kata tersebut merupakan suatu peristiwa
4.      Pernyataan lisan dan garis-garis tindakan merupakan hal yang amat penting pada saat opini belum terbentuk dan orang-orang berada dalam keadaan suggestible dan mencari keterangan dari sumber terpercaya
5.      Pada umumnya, opini publik tidak mendahului keadaan-keadaan darurat, ia hanya mereaksi keadaan itu
6.      Secara psikologis, opini pada dasarnya ditentukan oleh kepentingan pribadi, sehingga peristiwa dan perangsang kata-kata lainnya hanya dapat memengaruhi pendapat jika ada hubungan yang jelas dengan kepentingan pribadi itu
7.      Opini atau pendapat itu tidaklah akan bertahan lama, kecuali jika orang-orang merasa, bahwa kepentingan pribadinya benar-benar tersangkut atau jika pendapat yang dibangkitkan oleh kata-kata diperkuat oleh peristiwa-peristiwa.
Opini Publik memang memiliki sifat dinamis dan mudah berubah, terutama Opini Publik yang masih samar-samar dan abstrak. Hal itu tergantung dari kekuatan pengaruh yang merayunya.dalam hal itu Peter R. Hofstatter (Arifin, 2008:17) yang menulis mengenai topik Dic psychologis der offentli chen Meinung (Psikologi Opini Publik) menggambarkan Opini Publik itu sebagai seorang “wanita yang dimanja” (eineverwhorate frau) dan mempunyai perangai seperti wanita P, tidak tetap (unbestanding) banyak tuntutannya dalam kepastian akan diri sendiri (herausfordezud in ihrer selbidchercheit).
Meskipun demikian Opini Publik dapat juga bertahan lama dan dapat melembaga dan menjadi tradisi dalam masyarakat lainnya. Jika Opini Publik sudah melembaga, sangat sulit untuk diubah. Seperti norma-norma hukum, adat istiadat, agama dan kepercayaan.
C.      Teori dan Proses Pembentukan Opini Publik

A.    Hypodemic Needle Theory: teori yang dipergunakan dalam pembentukan publik dengan memanfaatkan media, seperti jarum yang menyuntikkan informasi secara berulang-ulang kepada khalayak agar terbentuk opini publik. Model komunikasi adalah one way system dengan secara kuat melakukan terpaan isi media. Diharapkan agenda media menjadi agenda publik dalam bentuk opini.
B.     The Spiral of Silence Theory (E. Noelle-Neumann): yang dibangun dengan empat unsur pokok; (a) media massa, (b) komunikasi antarpribadi dan jalinan interaksi sosial, (c) statemen individu tentang suatu hal dan persepsi orang lain/kecenderungan pendapat tentang suatu persoalan yang dilontarkan, (d) penerimaan atas opini publik sebagai akibat kuatnya kecenderungan orang-orang disekitarnya.
C.     Bandwagon Effect Theory: menjelaskan sebuah situasi yang menunjukkan ketika seseorang berusaha untuk menyesuaikan dirinya dengan pendapat mayoritas orang disekitarnya. Pendapat  umum disekitarnya akibat terpaan media kuat dan kontinu sehingga dipercaya kebenarannya. Seseorang berfikir agar tida terisolasi atau dianggap asing pendapat dan sikapnya maka ia memilih ikut maenstream pendapat umum orang-orang disekitarnya. Sarana utama pembentukan opini publik dalam teori ini adalah media yang dianggap powefull effect of media. Kecenderungan orang-orang yang memiliki pendapat berbeda tidak mampu menghadapi kuatnya dominasi politik sekitarnya. Rakhmat Jalaluddin (1999:130-131)

Jika dilihat dari psikologis Moree berpendapat akar dari proses pembentukan opini adalah sikap (attitude). Sikap adalah perasaan atau suasana hati seseorang mengenai orang lain, organisasi, persoalan, atau objek. Sikap menggambarkan predisposisi seseorang untuk mengevaluasi masalah kontroversional dengan cara-cara tertentu.  Secara singkat, sikap adalah suatu cara untuk melihat situasi, dan sikap yang diungkapkan adalah opini.Latarbelakang kebudayaan, ras, dan agama seringkali menentukan sikap seseorang. Sama halnya dengan R. P. Abelson bahwa untuk memahami proses pembentukan opini seseoang dan Publik berkaitan erat dengan sikap mental (Attitude),persepsi (persepstion) yaitu proses pemberian makna dan hingga kepercayaan tentang sesuatu (belief).
Menurut Sunarjo (1984) opini, sikap, perilaku, tidak dapat untuk dipisahkan. Ada beberapa konsep yang dikemukakan oleh Sunarjo (1984) tentang opini yaitu:
a.    Opini atau pendapat merupakan jawaban terbuka (overt) terhadap suatu persoalan atau issu ataupun jawaban yang dinyatakan berdasarkan kata-kata yang diajukan secara tertulis ataupun lisan.
b.    Sikap atau attitude adalah reaksi seseorang yang mungkin sekali terbuka/terlihat, akan tetapi tidak selalu dimaksudkan untuk dinyatakan/ diperlihatkan, karena itu tidak selalu dimaksudkan untuk dinyatakan atau diperlihatkan, karena itu dinyatakan bahwa sikap atau attitude reaksi yang tertutup (covert).
c.    Biasanya sikap seseorang mencerminkan sekaligus pendapatnya secara implisit (dari bahasa latin implicite artinya meskipun belum atau tidak disebut, sudah termasuk didalamnya).
d.   Opini merupakan pernyatan yang diucapkan atau tertulis/tulisan, maka sikap atau attitude merupakan kecenderungan untuk merespon secara positif atau negatif kepada seseorang yang tertentu, objek atau situasi yang tertentu pula.
e.    Opini dianggap sebagai jawaban lisan pada individu yang memberi respon (tanggapan) kepada stimulus dimana dalam situasi/keadaan yang pada umumnya diajukan suatu pertanyaan.
f.     Keyakinan merukan sikap dasar seseorang yang biasanya bertujuan mencapai cita-citanya, memecahkan suatu persoalan ataupun mewujudkan suatu rencana.
D.    Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan opini publik
Faktor-faktor yang dapat membentuk opini publik menurut D.W. Rajeki (Ruslan, 1999)mempunyai tiga komponen yang dikenal dengan istilah ABC of Attitude, yang penjelasannya sebagai berikut:
1.      Komponen A : Affect (perasaan  atau emosi). Komponen ini berkaitan dengan rasa senang, suka, sayang, takut, benci dan lain sebagainya. Kemudian komponen afektif tersebut merupakan evaluasi berdasarkan perasaan seseorang yang secara emotif (aspek emosional) untuk menghasilkan penilaian yaitu baik atau buruk.

2.      Komponen B ; Behaviour (tingkah laku). Komponen ini lebih menampilkan tingkah laku atau perilaku seseorang, misalnya bereaksi untuk memukul, menghancurkan, menerima, menolak dan  sebagainya. Jadi merupakan onen untuk menggerakkan seseorang secara aktif untuk melakukan tindakan atau berprilaku atas suatu reaksi yang sedang dialaminya.

3.      Komponen C : Cognition (pengertian atau nalar). Komponen kognisi berkaitan dengan penalaran seseorang untuk menilai suatu informasi, pesan, fakta dan pengertian yang berkaitan dengan pendiriannya. Komponen ini menghasilkan penilaian atau pengertian dari seseorang berdasarkan penilaian atau rasio atau kemampuan nalarnya. Artinya kognitif tersebut merupakan aspek kemampuan  intelektualitas seseorang yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan.
E.       Macam-macam Opini Publik
Ada beberapa macam opini publik, diantaranya yaitu:
a.       Opini Mayoritas. Opini mayoritas adalah opini yang dinyatakan atau sedikit-dikitnya dirasakan oleh lebih dari setengah dari sesuatu kelompok atau sesuatu lingkungan. Biasanya opini mayoritas ini dapat tercapai apabila digunakan dengan cara paksaan yang berupa sanksi-sanksi sosial tertentu yang mana kelompok sosial tersebut telah mempunyai nilai atau norma-norma kelompok tertentu. Opini mayoritas mungkin sekali didukung oleh orang-orang yang karena sesuatu kepentingan terpaksa menyatakan opini tertentu meskipun opini tersebut pada dasarnya tidak sesuai bahkan bertentangan dengan opini yang dimilikinya sendiri (opini pribadi). Salah satu contoh adalah penyodoran formulir untuk mengisi kartu anggota partai bagi para pegawai negeri baru-baru ini.
Emory S. Bogardus menyatakan bahwa mayoritas opini dapat dicapai antara lain dengan jalan pemutar balikan serta penipuan fakta-fakta dan dengan jalan menyembunyikan fakta-fakta atau menghambat proses diskusi dengan pemakaian cara-cara otoritas serta opini yang bertentangan ditekankan dengan berbagai cara. Mungin timbul suatu pertanyaan, bahwa cara pembentukan opini mayoritas adalah cara yang tidak baik, cara yang tidak bermoral dan sebagainya. Hal ini perlu dijelaskan bahwa masalah baik buruknya sesuatu cara itu tergantung dari mana memandangnya dan tujuan apa yang hendak dicapai.
b.      Opini Minoritas. Sudah barang tentu apabila ada opini mayoritas pastilah ada opini minoritas. Opini minoritas adalah suatu konklusi yang didukung oleh kurang dari separuh jumlah anggota kelompok yang berkepentingan. Istilah opini mayoritas (majority opinion) dan opini minoritas (minority opinion) pertama kali dicetuskan oleh Lawrence Lowell. Opini mayoritas adalah opini yang dimiliki oleh golongan terbesar daripda suatu kelompok atau lingkungan. Karena itu opini mayoritas ini adalah opini berdasarkan jumlah orang atau bisa juga disebut “numerical majority”.  Berdasarkan hal tersebut maka opini mayoritas bukan terwujud karena interaksi melainkan perjumlahan kesepakatan opini dari orang-orang yang merupakan golongan mayoritas itu.
c.       Opini koalisi (Coalition Opinion). Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam suatu kelompok kadang-kadang tidak terdapat opini mayoritas, sedang yang ada hanyalah beberapa opini minoritas yang masing-masing mempunyai tafsiran sendiri-sendiri terhadap sesuatu masalah. Apabila pada suatu saat dalam kelompok atau dalam suatu lingkungan yang demikian ada suatu aktivitas bersama, maka beberapa opini minoritas menggabungkan diri agar dapat mewujudkan suatu opini mayoritas. Opini yang demikian ini disebut opini koalisi (coalition opinion).
d.      Opini Konsensus (Concensus Opinion). Opini konsensus ini sangat penting karena diwujudkan dengan proses diskusi. Perlu kita ketahui bahwa konsensus berarti mufakat bersama, karena itu opini konsensus merupakan bentuk opini yang mempunyai kekuatan lebih dari opini mayoritas. Dalam opini konsensus para pendukungnya saling mempunyai tenggang rasa satu dengan yang lain, segala sesuatu diselesaikan secara mufakat berdasarkan pertimbangan-pertimbangan bersama sehingga tercapai kata sepakat.
e.       Opini Umum (General Opinion). Bentuk opini lain yang sifatnya lebih kuat di tengah kehidupan masyarakat adalah opini umum (general opinion). Opini umum ini adalah opini yang berakar kepada tradisi serta adat istiadat, berkembang dari dahulu hingga sekarang dan telah diterima sebgaimana adanya tanpa kesadaran dan kritik dari generasi lama oleh generasi yang lebih muda. Opini umum biasanya berdasarkan nilai dan norma-norma yang berwujud sanksi-sanksi sosial, sehingga apabila ada orang yang mempersoalkannya berarti mempersoalkan kaidah-kaidah sosial yang pada dasarnya sudah tidak dapat dipersoalkan lagi karena telah diterima menurut tradisi adat dan istiadat.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Opini publik adalah sikap seseorang mengenai suatu hal, dimana mereka merupakan anggota sebuah masyarakat yang sama, sehingga opini publik berhubungan dengan sikap manusia, baik sikap secara pribadi maupun sikap manusia secara kelompok.
Ada tiga teori dalam membentuk opini publik, yaitu :
1.    Hypodemic Needle Theory
2.    The Spiral of Silence Theory
3.    Bandwagon Effect Theory
Dalam psikologi opini publik berkaitan erat dengan sikap mental (Attitude),persepsi (persepstion) yaitu proses pemberian makna dan hingga kepercayaan tentang sesuatu (belief).

B.     Kritik dan Saran
Penulis Menyadari dalam Pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan maupun penjelasan materi. Oleh karena itu penulis membuka tangan lebar-lebar bagi pihak-pihak yang ingin mengkritisi makalah ini guna menunjang kualitas pembuatan makalah selanjutnya.








DAFTAR PUSTAKA

Anwar Arifin. 2011. Komunikasi Politik (Filsafat Paradigma Teori Tujuan Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia). Yogyakarta:Graha ilmu
Rakhmat, Jalaluddin. 1999. Psikologi Komunikasi. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya
Sunarjo, Djoenaesih S. 1984.Komunikasi, Persuasi, dan Retorika.  Jakarta:Raja Grafindo.
Ruslan, Rosady. 1999. Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi. Edisi Revisi. Jakarta:Ghalia Indonesia.

 Download file di sini

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar

Populer

[PSI B] SENSASI DAN PERSEPSI

BAB I                                                            PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Manusia pada hakekatnya adal...